KATHMANDU - Pesawat nirawak (drone) yang selama ini dianggap hanya berfungsi sebagai pengintai dan untuk melakukan serangan udara, ternyata dapat bermanfaat dalam kegiatan tanggap bencana alam. Hal ini dibuktikan pada beberapa kesempatan di Nepal.
Seperti diketahui, negara dekat Pegunungan Himalaya itu sering kali diguncang gempa bumi berkekuatan di atas 7 skala Richter (SR). Mengakibatkan jalanan rusak, bangunan-bangunan roboh ke tanah dan reruntuhannya berserakan menutup jalan. Bantuan makanan dan obat-obatan dan lokasi korban pun menjadi sulit untuk dipetakan.
Menyadari kondisi ini, sejumlah lembaga di Nepal memanfaatkan kendaraan udara tanpa awak (UAV) itu untuk misi pencarian dan penyelamatan, serta memeriksa sejumlah monumen, bangunan peninggalan kebudayaan dan rumah-rumah yang runtuh.
Badan Migrasi Internasional mencatat, penggunaan drone telah dimulai sejak 2012 untuk memeriksa kerusakan di Haiti pascagempa 2010.
Pesawat nirawak kemudian digunakan lagi di Filipina saat terjadi Angin Topan Haiyan pada 2013. Drone tersebut digunakan sebagai alat untuk usaha pembangunan kembali, dan saat ini diterbangkan lagi untuk mencari tahu lahan pertanian mana yang paling rawan terdampak bencana alam tersebut. Bahkan, dengan pesawat kecil tersebut, kamera dapat dipasang untuk menghitung dampaknya.