Normalisasi Ciliwung, 75 Ribu KK Akan Digusur
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan ada sekira 75 ribu rumah petak yang berada di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung. Jika proyek normalisasi sungai hendak secara total diselesaikan, maka 75 ribu kepala keluarga yang mendiami permukiman ilegal tersebut harus direlokasi dan disediakan rumah susun.
"Data yang (tinggal di bantaran) Ciliwung dulu tuh kira-kira ada 75 ribu. Kira-kira rumahnya itu dipetakan. Tapi itu ada yang sewa, ada yang dari luar kota. Nah kalau kita asumsikan itu untuk DKI saja, kan dia nyewa juga butuh rumah," kata Ahok usai meresmikan RPTRA Anggrek Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2016).
Karenanya, Pemprov DKI tahun ini mencanangkan pembangunan sekira 20 ribu rusun, dan akan digenjot lagi 2017 sebesar 50 ribu unit tambahan. Ahok mengatakan, anggaran untuk pembangunan rumah susun ini mencapai Rp8 triliun.
"Makanya kami akan bangun 50 ribu unit. Tahun depan mulai, kami sediakan Rp8 triliun untuk bangun 50 ribu unit. Tahun ini, kita udah mulai bangun 20 ribu unit. Jadi kita harapkan tahun depan kira-kira Agustus paling lambat Oktober, kalau serah terimanya telat, kami sudah ada bisa 20 ribu," jelas dia.
Proyek normalisasi Ciliwung yang sekarang sedang dikerjakan yakni pembangunan sheet pile atau dinding turap beton sepanjang 19 kilometer. Kawasan Kampung Pulo yang ditertibkan beberapa waktu lalu merupakan salah satu sisi bantaran kali yang dibangun sheet pile.
Relokasi dan penggusuran selanjutnya akan dilakukan di sisi bantaran kali di Bukit Duri, Jakarta Selatan. Ahok menyebut bulan depan sebagai target selesainya Rusun untuk relokasi warga, sehingga permukiman warga di bantaran Ciliwung Bukit Duri akan diratakan.
"Karena target kami sebelum 2018 (normalisasi) Ciliwung ini selesai," tukas dia.
(Khafid Mardiyansyah)
