LONDON – Di Inggris hingga saat ini tidak ada kejahatan seksual terhadap anak yang menandingi seorang “predator” berusia 30 tahun, Richard Huckle. Diduga kuat, korban paedofil asal Kent tersebut mencapai 200 bocah perempuan maupun laki-laki.
Dalam persidangannya di Pengadilan Old Bailey, London sejak Rabu, 1 Juni 2016 lalu, Huckle menghadapi 91 dakwaan. Pun begitu Huckle hanya mengaku bersalah atas 71 dakwaan, termasuk terhadap 23 bocah di Kuala Lumpur, Malaysia.
Adapun pembacaan keputusan vonis baru akan digelar Jumat (3/6/2016) waktu setempat, di mana Huckle terancam hukuman bui seumur hidup. (Baca: Cabuli 200 Bocah, Paedofil Inggris Dituntut Hukuman Seumur Hidup)
Diyakini, korban sang paedofil yang juga fotografer amatir itu, sedianya mencapai 200 bocah saat dia melanglang buana di Asia, seperti Kamboja, Malaysia, India, hingga Jepang. Usia korban sang predator diketahui bocah berumur antara enam bulan hingga 12 tahun.
Adapun kejahatan seksualnya terhadap anak-anak itu akhirnya diketahui pihak Kepolisian Australia, setelah membongkar jaringan paedofilia asal Australia Selatan, Shannon McCoole pada Mei 2014 silam.
Dari situlah diketahui “petualangan” Huckle dari aktivitasnya di situs komunitas fotografi ‘TrekEarth’, hingga acap memotret dan merekam anak-anak dalam keadaan tanpa busana.
“Ini foto yang bagus dari seseorang yang istimewa bagi Anda. Saya punya hubungan dekat dengan beberapa anak di Malaysia. Saya sangat merindukan mereka. Saya sempat bersenang-senang dengan mereka,” tulis caption foto seorang bocah perempuan India yang di-posting Huckle.
Berikut perjalanan singkat sang paedofil yang dirangkum dari The Star sejak tiba di Malaysia, 2005 silam:
- 2005: Huckle berkeliling Malaysia selama setahun
- 2006: Huckle diketahui mulai melakukan pelecehan terhadap bocah di Kamboja dan Malaysia
- 2007: Huckle mengajukan diri sebagai sukarelawan guru di Kuala Lumpur
- 2008: Huckle merampungkan pendidikan untuk mendapatkan sertifikat pengahar Bahasa Inggris di British Council
- 2011: Pindah tempat tinggal ke Kuala Lumpur dan mulai kuliah D3 di Universitas Teknologi Informasi Kuala Lumpur dan ‘nyambi’ sebagai fotografer lepas.
- Mei 2014: Kepolisian Australia membongkar jaringan Shannon McCoole, paedofil asal Australia Selatan dengan bantuan aparat Kepolisian Uni Eropa.
- Juni 2014: Polisi menangkap McCoole dan mulai menyelidiki para anggota jaringannya. Nama Huckle kemudian disoroti lebih jauh. Kepolisian Australia kemudian mengirimkan peringatan penahanan kepada Kepolisian Inggris jika Huckle pulang ke Inggris.
- Desember 2014: Huckle yang pulang dari Malaysia ke Inggris untuk liburan Natal, ditangkap NCA atau Bareskrim-nya Inggris di Bandara Internasional Gatwick.
(Randy Wirayudha)