Daya jelajahnya pun tak terbatas dan hanya bersandar di pelabuhan jika terpaksa memasok kembali persediaan makanan untuk – total maksimal, 120 kru. Adapun persenjataannya dilengkapi 21 torpedo Mark 16, 37 atau 48 (untuk ditempatkan di enam tabung luncur), serta 16 misil balistik Polaris A1/A3.
Dari 55 tugas patroli di Samudera Atlantik maupun Pasifik selama 25 tahun, kapal selam ini setidaknya pernah terlibat insiden tabrakan dengan sebuah kapal kargo Jepang, “Nissho Maru” di Laut China Timur, tepatnya 200 kilometer dari Sasebo, Jepang.
Akibatnya, kapal kargo Jepang berbobot 2.390 ton tersebut tenggelam. Dari 15 kru, dua pelaut Jepang hilang, sementara sisanya bisa diselamatkan. Adapun Kapal Selam USS George Washington ini hanya mengalami kerusakan kecil.
Insiden ini sontak mendapat kecaman dan permintaan penjelasan dari Perdana Menteri (PM) Jepang saat itu, Zenko Suzuki kepada Presiden AS, Ronald Reagan. Belakangan, pihak AS menyatakan permintaan maafnya dan mengatakan bahwa alasan tabrakan itu karena penglihatan kapal selam via periskop terhalang kabut tebal.
Pada 1982, USS George Washington SSBN-598 kembali dari patroli terakhirnya dan bersandar di Pearl Harbor. Sementara Misil-misilnya dilucuti di Bangor, Washington menyusul disepakatinya SALT I Treaty atau Pakta Pembatasan Persenjataan Strategis Pertama.
Pada 24 Januari 1985, USS George Washington SSBN-598 resmi dipensiunkan dan sebagai pengabadiannya, bagian sail-nya dipamerkan di Museum dan Perpustakaan Kapal Selam di Groton, Connecticut.
(Randy Wirayudha)