Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengulas KRI Imam Bonjol, Pengawal Kedaulatan RI di Natuna

Emirald Julio , Jurnalis-Selasa, 28 Juni 2016 |06:01 WIB
Mengulas KRI Imam Bonjol, Pengawal Kedaulatan RI di Natuna
Foto kapal KRI Imam Bonjol (Foto: Koarmabar.tnial.mil.id)
A
A
A

KAPAL Republik Indonesia (KRI) Imam Bonjol-383 merupakan kapal perang milik armada TNI AL yang masuk ke dalam kategori kapal korvet Kelas Parchim.

Nama kapal ini sempat menyita perhatian publik pada bulan ini akibat insiden penangkapan kapal nelayan China di dekat perairan Natuna, di mana KRI Imam Bonjol mengejar salah satu dari 15 kapal nelayan asing yang dilaporkan melakukan illegal fishing di wilayah kedaulatan Indonesia.

Sehingga karena itu, Okezone kali ini akan memberikan ulasan singkat mengenai kapal KRI Imam Bonjol tersebut.

Kapal jenis ini sendiri pertama kali dikembangkan untuk AL Jerman Timur pada akhir 1970-an. Kapal korvet kelas Parchim pada awal pengembangannya dilaporkan diberi nama sebagai Project 1331M oleh Uni Soviet (Jerman Timur dimiliki oleh Uni Soviet pada saat itu).

Kapal-kapal ini didesain sedemikian rupa pada awalnya untuk dijadikan sebagai pertahanan Jerman Timur terhadap serangan dari kapal selam kecil milik Jerman Barat yaitu, kapal selam U-206

.

Kapal pertama dari kelas ini dikabarkan melakukan pelayaran perdananya pada 9 April 1981, di mana pelayaran tersebut dilakukan oleh kapal bernama Wismar yang notabene saat ini sudah digunakan oleh Indonesia dan diberi nama KRI Sutanto-377.

KRI Imam Bonjol sendiri sebelum dibeli oleh Indonesia, masih bernama GDR Teterow dan mulai masuk ke dalam jajaran alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik Jerman Timur pada 27 Januari 1984.

Namun, pasca-runtuhnya Uni Soviet dan unifikasi Jerman, dilaporkan 16 kapal korvet Kelas Parchim dibeli oleh Indonesia pada 1992.

Kesepakatan pembelian kapal-kapal tersebut dikabarkan diusahakan oleh B.J Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI pada era itu.

Pada kesepakatan tersebut, Indonesia mengeluarkan dana sekira USD12,7 juta untuk mendapatkan 16 kapal korvet Kelas Parchim, 14 kapal Kelas Frosch serta 9 kapal Kelas Kondor (penyapu ranjau laut).

Namun, sebelum digunakan sepenuhnya oleh TNI AL, kapal-kapal Kelas Parchim tersebut mengalami beberapa modifikasi serta rehabilitasi secara signifikan. Di mana modifikasi tersebut berakhir dengan penggantian nama kapal-kapal itu menjadi kapal Kelas Kapitan Pattimura.

Peristiwa yang membuat nama KRI Imam Bonjol menyeruat di publik tanah air adalah ketika 17 Juni 2016, kapal ini mengejar salah satu dari 15 kapal nelayan asing yang masuk ke perairan Natuna.

Ketika KRI Imam Bonjol berhasil menangkap salah satunya, pihak pemerintah China mengklaim kapal tersebut menembakkan tembakan peringatan ke kapal nelayan bernama Han Tan Cou 19038, sehingga menyebabkan salah satu awak kapal menderita luka.

Namun, China yang tidak terima atas penangkapan tersebut langsung mengirimkan kapal coast guard dan sempat membayangi usaha penangkapan kapal Han Tan Cou oleh tim dari KRI Imam Bonjol.

Dilaporkan, pihak dari coast guard China bahkan sempat mengontak KRI Imam Bonjol, agar melepaskan kapal Han Tan Cou. Namun permintaan otoritas Negeri Tirai Bambu tersebut tidak ditanggapi TNI AL.

Selain itu, KRI Imam Bonjol juga kembali menjadi sorotan media usai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengadakan rapat terbatas kabinetnya di atas kapal tersebut yang masih berada di Natuna pada 23 Juni 2016.

Berikut ini adalah spesifikasi umum dari kapal korvet Kelas Parchim (termasuk KRI Imam Bonjol) :

  • Bobot: 800 ton (standar), 950 ton (terisi penuh, termasuk awak kapal)
  • Panjang : 72, 50 meter
  • Lebar : 9, 40 meter
  • Kecepatan maksimal : 24,7 knot (45,7 kilometer/jam)
  • Jarak tempuh maksimal : 3.900 kilometer
  • Mulai bertugas di TNI AL pada 1994 hingga saat ini
  • Senjata :
  1. 2 x SA-N-5 SAM
  2. 2 x 57 mm gun
  3. 2 x 30 mm gun/ 1 x AK-630
  4. 2 x RBU-6000 (peluncur roket anti-kapal selam)
  5. 4x 400 mm tabung torpedo
  6. 60 x ranjau laut

(Randy Wirayudha)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement