“Selama kita saling bahu-membahu dan berada di pihak rakyat, tank-tank sekalipun tidak akan bisa mengalahkan kita,” jelasnya dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera.
Kudeta militer tersebut terjadi saat Erdogan tengah berlibur. Mendengar kabar tersebut, orang nomor satu di Turki itu segera pulang ke Istanbul. Sementara itu, dua kota utama di Turki, yakni Ankara dan Istanbul telah dikuasai militer.
Bom Marmaris yang menjadi penginapan terakhir Erdogan sebelum meninggalkan liburannya juga dibom. Dalam perjalanan pulang, dikabarkan pesawat yang membawa dia juga sempat dibidik dua jet tempur F-16.
Pasca-kudeta, pasukan yang terlibat telah ditahan, ditelanjangi, dan diikat. Mereka bahkan tengah menunggu putusan hukuman mati jadi atau tidak. Dampaknya juga berimbas kepada pemecatan dan penangguhan jabatan terhadap puluhan ribu pegawai negeri sipil, guru, hakim, pejabat, dan staf di sejumlah kementerian yang dianggap tidak setia pada Erdogan.
(Silviana Dharma)