"Kami juga dapat informasi dari kru pesawat yang terbang bahwa sebaran debu letusan gunung berbahaya bagi keselamatan penerbangan," ujarnya.
Sementara itu, Petugas Vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Mutaharlin, menyebutkan erupsi Gunung Barujari masih sering terjadi secara tiba-tiba namun dalam skala rendah.
"Ini sisa letusan yang terjadi pada 2015 dengan amplitudonya masih relatif rendah," katanya.
Ia juga belum memberikan rekomendasi penutupan jalur pendakian karena status Gunung Rinjani dan Gunung Barujari masih tetap normal.
Sementara itu, penutupan Bandara Internasional Lombok dilakukan sebagai langkah antisipasi karena debu letusan tertiup angin hingga ke area penerbangan.