Sejumlah bangunan di markas TNI ini masih asli. Hanya sedikit dipugar dengan dilakukan pengecatan. Sisanya, masih orisinil seperti dulu sebagai tangsi militer KNIL (Koninklijke Nederlandsch Indisch Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda).
“Dulunya ini tempat barak KNIL. Saat Jepang masuk Indonesia, tangsi ini dijadikan barak kavaleri Jepang dan markas Heiho (pembantu Angkatan Laut Jepang),” jelas Iwan Hermawan, koordinator Tjimahi Heritage kepada Okezone.
“Setelah Perang Dunia II, tangsi ini kembali dikuasai Belanda dengan ditempatkannya KL (Koninklijke Landmacht atau AD Belanda). Baru pada 1950 setelah pengakuan kedaulatan (Desember 1949), tempat ini dijadikan tangsi TNI,” lanjutnya.
Di Pusdik Armed ini juga dilestarikan beberapa peninggalan bersejarah lainnya. Seperti meriam abad 18 era VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Kongsi Datang Hindia Timur) dan meriam di era yang sama buatan Jepang.