BOGOR - Unih (40) hanya bisa pasrah terbaring lemas dalam rumahnya di Kampung Setu RT 03 RW 05, Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pasalnya, sudah sekira enam tahun lamanya kedua kaki Unih terus membesar karena menderita penyakit kaki gajah. Berbagai pengobatan pun ditempuh untuk mengobati penyakitnya tersebut. Namun, keterbatasan biaya membuat Unih terpaksa mengehentikan pengobatan yang dijalaninya.
"Ya awal mulanya saya merasakan sakit pada persendian di kaki. Tapi lama-lama kedua kaki saya semakin besar," kata Unih, Selasa (30/8/2016).
Kemudian, Unih sempat dibawa keluarganya ke RSUD Cibinong untuk menjalani pengobatan. Namun mahalnya biaya, mengurungkan niatnya dan memilih pengobatan alternatif.
Semakin lama kedua kaki Unih kian lama semakin membesar sehingga membuatnya tidak bisa lagi berjalan dan sulit berativitas.
Melihat kondisi kedua kakinya yang semakin parah, Unih pun kembali dibawa oleh pihak keluarganya ke RSUD Cibinong untuk menjalani pemeriksaan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pihak RSUD Cibinong kemudian merujuk Unih ke RS Fatmawati, Jakarta agar kedua kakinya segera dilakukan operasi.
"Waktu itu saya pernah dioperasi pakai biaya sendiri. Soalnya saya tidak punya kartu BPJS. Sampai sekarang kaki saya belum ada perubahan katanya harus dioperasi sekali lagi," ungkapnya.
Namun, karena suaminya yang bekerja hanya sebagai buruh serabutan membuat Unih tidak melanjutkan operasi tersebut. Saat ini, Unih hanya mengandalkan obat penghilang rasa nyeri yang dibelinya di apotek.
Dirinya kini berharap adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk mengobati penyakit kakih gajah yang dideritanya selama bertahun-tahun.
"Ya mau gimana lagi? Saya sudah tidak punya uang. Sekarang saya cuma beli obat aja dari apotek buat hilangin nyeri. Semoga ada keajaiban dan ada yang bantu nyembuhin penyakit ibu," harapnya.
(Khafid Mardiyansyah)