VLADIVOSTOK – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan keinginan untuk berdamai dengan Jepang. Namun, mantan agen KGB itu tidak mau membahas mengenai sengketa Kepulauan Kuril dengan Perdana Menteri Shinzo Abe saat keduanya bertemu di Vladivostok.
Namun, Abe ternyata tanpa segan-segan meminta pembahasan Kuril di depan mata Putin. Permintaan disampaikan dalam rangka pidato jelang konferensi bisnis di Vladivostok tersebut. Abe mendesak pembicaraan Kuril sebagai penanda membaiknya hubungan Jepang-Rusia.
“Sebagai pemimpin Jepang, saya sangat yakin akan kebenaran posisi Jepang, sementara Anda, Vladimir, sebagai pemimpin Rusia, sepenuhnya yakin kebenaran posisi Rusia,” ujar Abe, seperti dimuat Reuters, Sabtu (3/9/2016).
“Tetapi, jika kita terus seperti ini, diskusi hanya akan terus berlangsung selama beberapa dekade ke depan. Dengan keadaan seperti itu, baik Anda maupun saya tidak akan pernah bisa menciptakan kondisi yang lebih baik bagi generasi mendatang,” sambung pemimpin Partai Liberal Demokratik (LDP) itu.
Jepang dan Rusia terlibat sengketa di Kepulauan Kuril yang direbut oleh tentara Uni Soviet ketika Perang Dunia II berakhir. Sengketa Kuril membuat hubungan diplomatik kedua negara tidak berlangsung dengan baik hingga menunda penandatanganan perjanjian damai keduanya.
“Vladimir, dengan maksud mengukir hubungan bilateral penuh potensi di masa depan, saya akan mengerahkan segala kekuatan untuk memajukan hubungan Jepang dengan Rusia, bersama-sama dengan Anda,” tutup putra mantan Menteri Luar Negeri Jepang Shintaro Abe itu.
(Wikanto Arungbudoyo)