Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah ABK Indonesia Selamat dari Sekapan Perompak Somalia

Dwi Ayu Artantiani , Jurnalis-Rabu, 09 November 2016 |07:40 WIB
Kisah ABK Indonesia Selamat dari Sekapan Perompak Somalia
Supardi, ABK Indonesia yang selamat usai 4,7 tahun disandera perompak Somalia (Dwi Ayu/Okezone)
A
A
A

 Saat kehausan mereka juga sulit mendapatkan air bersih. Mereka terpaksa minum air yang kerap bercampur dengan kotoran hewan.

"Di Somalia sangat panas sekali, hujan turun itu hanya sekali dalam setahun, itu pun hanya beberapa jam saja. Mau tidak mau kami harus meminum itu, kami hanya mengandalkan air hujan ketika turun untuk ditampung dan dimanfaatkan untuk MCK," ucapnya.

Para perompak itu tak peduli dengan penderitaan Supardi dan kawan-kawan. Gerombolan itu hanya menunggu uang tebusan dari majikan masing-masing sandera.

Selama empat tahun tujuh bulan disandera perompak Somalia, tiga di antara ABK itu meninggal dunia karena sakit dan tertembak.

(Baca juga: ABK Indonesia Sandera Perompak Somalia Meninggal karena DBD)

"Dari Cirebon ada tiga orang, akan tetapi satu dari dua orang yaitu Abdul Jahlan ketika masuk tiga bulan sebelum terjadi perompakan meminta pulang dan akhirnya dipulangkan, sedangkan teman saya yang satu lagi yaitu Nasirin meninggal pada 2014 lalu karena sakit," ungkapnya.

Selama dalam penyanderaan, Supardi mengaku, hanya mengandalkan komunikasi satu orang. Pasalnya, beberapa keluarga ABK lainnya tidak bisa dihubungi. Para perompak tak mengizinkan sanderanya berkomunikasi langsung dengan pemerintah.

"Kami hanya diperbolehkan menghubungi keluarga kami yang tujuannya agar keluarga kami mendesak pemerintah untuk membebaskan kami dengan membayar uang tebusan," terangnya.

WNI yang sempat disandera perompak Somalia (foto EPA)

Supardi saat itu pasrah dan berpikir tidak akan pernah bisa kembali lagi ke kampung halamannya. Ia sudah merelakan sisa hidupnya di tangan perompak karena baik perusahaan maupun pemerintah belum memberi tanda-tanda membebaskan mereka.

"Kami tidak tahu prosesnya seperti apa, yang kami tahu saat itu para perompak menunjukan kertas persetujuan yang menyatakan kami dibebaskan. Saat itu juga kami diserahkan kepada pihak kepolisian di sana dengan kawalan para perompak itu," sambungnya.

(Baca juga: Perompak Somalia Bebaskan 26 Sandera, Termasuk WNI)

Legalah Supardi setelah terbebas dari sandera bersama ABK lainnya, mereka kemudian diamankan polisi dan diinapkan dua hari di hotel. Somalia adalah negara bergejolak, jadi saat berada di hotel, mereka pun bisa menyaksikan langsung peperangan yang terjadi di sana.

"Tanggal 30 Oktober 2016 kami dipulangkan ke Tanah Air dan 31 Oktober kami sampai ke kampung halaman kami. Selain diantar sampai rumah, kami juga dibekali sejumlah vitamin dan obat yang harus kami minum untuk memulihkan kondisi tubuh kami," paparnya.

Supardi pun senang karena bisa kembali berkumpul dengan keluarganya, meski masih trauma dengan pengalaman pahit di Somalia.

"Saya dari usia 18 tahun menjadi nelayan yang sebelumnya bekerja di pabrik roti. Sudah bertahun- tahun berlayar baru kali itu mendapatkan pengalaman pahit, setelah kondisi saya pulih, saya akan kembali berlayar karena jiwa saya sudah menjadi nelayan," pungkasnya.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement