TEL AVIV – Kota terbesar ketiga di Israel, Haifa, dilanda musibah kebakaran hutan. Api dengan cepat menyambar ke rumah-rumah penduduk di dekat Yerusalem dan Tepi Barat akibat tiupan angin kering. Sedikitnya 60 ribu warga harus diungsikan keluar kota.
Sejumlah negara siap membantu Israel mengatasi musibah kebakaran hutan tersebut. Rusia, Turki, Yunani, Italia, Kroasia, dan Siprus menurunkan armadanya masing-masing untuk memadamkan api. Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) siap menurunkan pesawat pemadam kebakaran Boeing 747 Supertanker.
Satu lagi negara menyatakan kesiapan mereka membantu Israel. Seperti dimuat Belfast Telegraph, Jumat (25/11/2016), empat tim pemadam kebakaran Palestina akan bergabung dengan tim gabungan dari berbagai negara untuk menjinakkan api. Koordinator Aktivitas Pemerintah di Haifa menyatakan akan mengatur kerjasama antara pemadam kebakaran Palestina dengan Israel.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Gilard Erdan, menduga ada pihak-pihak yang sengaja memicu kebakaran. Hampir 50 persen api disebabkan oleh pemicu tersebut, sementara sisanya dipicu oleh kondisi alam Israel yang tengah memasuki musim kemarau.
Juru bicara Kepolisian Israel Micky Rosenfeld menuturkan pihaknya sudah menahan belasan orang terkait insiden tersebut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan para pelaku akan dianggap melakukan tindakan terorisme.
Sedikitnya 130 orang dirawat setelah api menyebar dengan begitu cepat. Sebagian besar dari korban kebakaran di Israel menderita gangguan pernapasan akibat menghirup asap. Kebakaran hutan yang melanda Haifa kali ini mengingatkan kembali kepada insiden serupa yang terjadi pada 2010. Saat itu, api membakar hidup-hidup 60 sipir penjara di dalam sebuah bus yang sedang menuju rumah tahanan guna mengevakuasi para narapidana.
(Rifa Nadia Nurfuadah)