BOJONEGORO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan tetap mewaspadai banjir luapan Bengawan Solo meskipun ketinggian air di daerah ini mulai surut menjadi 15,13 meter (siaga merah) pukul 14.00 WIB.
"BPBD tetap bersiaga dalam menghadapi banjir Bengawan Solo karena kebiasaan selama ini Bengawan Solo airnya selalu fluktuatif," kata Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Jumat (2/12/2016).
Ia menjelaskan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro turun sekitar lima centimeter dibandingkan dengan lima jam lalu. Ketinggian air sungai terpanjang di Jawa di Bojonegoro tertinggi sempat mencapai 15,18 meter pukul 09.00 WIB.
"Ketinggian air di Bojonegoro akan terus turun, sebab ketinggian air di Ndungus, Ngawi juga turun," jelas dia.
Oleh karenanya, ia memperkirakan air Bengawan Solo di hilir Bojonegoro, akan berangsur surut sepanjang tidak ada tambahan air hujan dari daerah hulu Jawa Tengah, juga lokal. Yang jelas, menurut dia, kewaspadaan tetap dilakukan karena sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, bahwa curah hujan yang terjadi di daerahnya selama bulan Desember tinggi.