Ketika bertemu, semua berjalan normal. Sampai pada satu titik, para remaja ini dicekoki alkohol dan minuman yang sudah diberi obat. Korban pun menjadi tak sadarkan diri. Pada saat itu, pelaku akan mengambil kesempatan dan memperkosa mereka.
Beberapa korban bersaksi bahwa mereka terlebih dahulu dipukuli karena menolak untuk berhubungan badan. Namun semua berakhir sama, diperkosa dan adegan cabulnya direkam melalui kamera ponsel. Dengan begitu, para korban diancam untuk tidak melaporkan kekerasan seksual yang baru dialaminya kepada keluarga maupun pihak berwajib. Sebab sewaktu-waktu video tak senonoh mereka bisa tersebar ke dunia maya.
Lima dari enam remaja yang memberi kesaksian di pengadilan berumur di bawah 16 tahun. Mereka menceritakan secara lengkap bagaimana mereka dijemput dengan taksi dan dibawa ke pesta. Ada juga yang hanya dibawa ke tempat parkir lalu dicekoki miras dan obat-obatan.
Para korban mengalami perlakuan yang sangat buruk. Kini polisi berusaha melacak para korban dan mendorong mereka untuk berani mengungkapkan apa yang terjadi. Dengan begitu, pelaku bisa diganjar dengan hukuman yang setimpal dan mencegah adanya korban lain pada masa mendatang.
Mengenai salah satu korban, pamannya menjelaskan, “Perlahan tapi pasti dia pulih dari traumanya dan masih dalam perawatan. Tapi, sekarang keponakan saya sudah mendapatkan pekerjaan. Dia bangkit dari keterpurukan dan mencoba membangun hidupnya kembali.”
(Silviana Dharma)