Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Terancam Badai saat Natal, 250 Ribu Warga Filipina Diimbau Mengungsi

Silviana Dharma , Jurnalis-Sabtu, 24 Desember 2016 |19:35 WIB
Terancam Badai saat Natal, 250 Ribu Warga Filipina Diimbau Mengungsi
Badai tropis Nina mengancam perayaan Natal di Filipina. (Foto: Twitter)
A
A
A

MANILA – Filipina memiliki penanda waktu yang sama dengan Indonesia bagian tengah. Itu berarti berbeda satu jam lebih cepat dari Jakarta. Namun besok saat perayaan Natal yang penuh sukacita, ratusan ribu masyarakat Negeri Lumbung Padi terancam badai topan.

Pemerintah Filipina pun mengimbau seluruh warga yang berjumlah sekira 250 ribu mengungsi dari Catanduanes, sebuah pulau terpencil di sana. Badai tropis Nina dengan kecepatan 138 kilometer per jam juga diperkirakan mencapai Manila di Pulau Luzon tepat sehari setelah Natal.

“Kami sudah memberi peringatan kepada pemerintah lokal pagi ini untuk bersiap melakukan evakuasi terhadap seluruh warganya,” kata Juru Bicara Kantor Pertahanan Sipil Bicol di Catanduanes, Rachel Miranda, seperti disunting dari Telegraph, Sabtu (24/12/2016).

Bicol adalah kawasan pertanian yang dihuni oleh lebih dari 5,5 juta penduduk. Kawasan ini juga merupakan yang paling pertama dihantam oleh sedikitnya 20 badai bercampur topan setiap tahunnya.

Kepala Pertahanan Sipil Albay, Cedric Daep, mengungkap ada 400 ribu lebih warga di kawasan Bicol yang perlu segera dievakuasi. Sayangnya, pusat pengungsian di Bicol tidak akan cukup untuk mengakomodasi mereka semua.

“Kalau bisa sebagian mengungsi saja ke rumah kerabat di kawasan lain. Soal transportasi, kami juga sedang minta bantuan dari pemerintah kota lain agar bisa memindahkan semua orang ini ke tempat yang aman,” tambahnya.

Badai terburuk dan paling mematikan yang pernah melanda Bicol adalah Topan Haiyan pada November 2013. Hujan lebat yang disertai angin kencang tersebut mengakibatkan 7.350 orang meninggal dunia dan hilang. Kota paling padat penduduk di Negara Kepulauan itu juga hancur lebur.

Kali ini badan pemantau cuaca setempat memperingatkan badai akan memicu gelombang mematikan di sepanjang pesisir pantai timur Filipina berdiri setinggi 2 meter. Kemudian badai bisa menyebabkan tanah longsor dan banjir bandang.

Para penjaga pantai telah menutup jalur pelayaran kapal feri di seluruh pulau pagi ini. Langkah pencegahan tersebut membuat truk, mobil, dan kendaraan lain mengular panjang di Pelabuhan Bicol.

Badai juga memaksa ribuan orang pulang ke kampung halamannya untuk merayakan Natal pekan ini. Seperti diketahui, sebagian besar penduduk Filipina beragama Katolik. Malam sebelum 25 Desember biasa dihabiskan untuk menghadiri misa atau kebaktian di gereja-gereja.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement