BUJUMBURA – Untuk pertama kalinya sejak dua tahun terakhir, penembakan terjadi pada seorang pejabat senior di pemerintahan Burundi. Menteri Lingkungan Hidup dan Air Burundi, Emmanuel Niyonkuru (54) tewas setelah ditembak oleh seorang pria bersenjata.
Serangan itu datang saat dirinya sedang dalam perjalanan ke rumahnya di ibu kota Bujumbura usai perayaan Tahun Baru 2017. Demikian kata juru bicara kepolisian setempat, Pierre Nkurikiye melalui akun Twitternya, seperti disitat dari Reuters, Minggu (1/1/2017).
Seorang perempuan yang jalan bersama Niyonkuru saat kejadian ditahan untuk keperluan interogasi. Meski begitu, polisi belum mengungkap pelaku sebenarnya dalam insiden ini. Diduga kuat pembunuhan ini bermotif politik.
Protes berujung kekerasan meletus pada awal 2015, setelah Presiden Pierre Nkurunziza mengumumkan akan ikut serta dalam persaingan kursi kepala negara untuk periode ketiganya. Oposisi menilai langkah itu bertentangan dengan konstitusi dan perjanjian damai yang pernah mengakhiri perang saudara berlatar etnis di Burundi.
Lebih dari 450 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan saat itu. Ketika massa yang marah dengan beringas membalas dendam atas kasus pembunuhan dan kudeta militer yang memicu kerusuhan semakin luas. Warga Burundi hingga kini masih dihantui dengan pembantaian (genosida) yang juga menimpa tetangga mereka, Rwanda pada 1994.
Mendengar koleganya meninggal dengan cara yang tak sepatutnya, Presiden Nkurunziza mengucapkan belasungkawanya yang terdalam melalui Twitter. “Turut berduka bagi keluarga dan seluruh warga Burundi,” kicaunya.
Nkurunziza berusaha memenangkan pemilihan presiden ulang pada Juli 2015. Kala itu, sebagian besar jajak pendapat telah diboikot oleh oposisinya.
(Silviana Dharma)