MANTAN Presiden Iran Ali Akbar Hashemi Rafsanjani wafat pada Minggu 8 Januari 2017 waktu setempat akibat serangan jantung. Wafatnya sang mantan Presiden Iran tersebut menjadi sorotan media internasional yang memandangnya sebagai saksi hidup ketika terjadinya revolusi Islam di Iran.
Rafsanjani lahir di Desa Ghahraman pada 25 Agustus 1934, ia berasal dari keluarga petani kacang pistasi. Rafsanjani mempelajari teologi di Qom bersama sang pemimpin revolusi Islam, Ayatollah Khomeini.
Selama 1960 hingga 1970-an, Rafsanjani mengikuti pergerakan para kaum terpelajar Islam di Iran yang menjadi oposisi terhadap kepemimpinan Shah Mohammad Reza Pahlavi. Bahkan karena aksinya itu, Rafsanjani selama beberapa kali pernah mendekam di penjara.
Pada akhir masa perang Irak-Iran, Khomeini menunjuk Rafsanjanji sebagai panglima tertinggi di angkatan bersenjata Iran. Rafsanjani dipandang sebagai sosok pragmatis konservatif yang terbuka dan hal tersebut mulai terlihat ketika ia menjadi penggerak utama di balik penerimaan Iran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang Irak-Iran.
Rafsanjani menjabat sebagai Presiden Iran dari 1989 hingga 1997. Namun, setelah masa kepemimpinannya berakhir,para rival politiknya yang cemburu dengan Raafsanjani, menjulukinya sebagai seorang kapitalis dan pendukung “Amerika Islam”.
Julukan sentimen tersebut dianggap berhasil sebab pada 2002 ia bahkan tidak bisa mengumpulkan suara yang cukup untuk memenangkan kursi di Parlemen Iran. Pada 2005, ia menderita kekalahan yang memalukan ketika melayan Mahmoud Ahmadinejad dalam pemilihan presiden.
Namun perjuangannya demi politik yang lebih baik di Iran tidak pernah berhenti. Ketika para pimpinan Iran terus memegang teguh ideologi anti-Barat, Rafsanjani selalu mendesak adanya perubahan di sistem politik Iran mengingat masuknya generasi baru.
Pada 2013, Dewan Garda Iran melarang Rafsanjani untuk mengikuti pemilihan presiden di mana keputusan itu membuat terkejut warga Iran. Banyak yang melihat keputusan tersebut diambil karena menolak pandangan Rafsanjani yang menginginkan ekonomi liberal serta kebebasan yang lebih untuk warga Iran.
Media Fars mewartakan bahwa Rafsanjani akan dikebumikan pada Selasa 10 Januari 2017 di pemakaman kenegaraan. Dilaporkan, sekolah, kantor serta organisasi pemerintah akan dihentikan aktivitasnya selama beberapa hari karena wafatnya sang mantan Presiden Iran tersebut.
(Emirald Julio)