Pada masa 1930-an, kawasan Pasar Senen dijadikan tempat ‘nongkrong’ para pemuda pergerakan bawah tanah macam Chairul Saleh, Adam Malik, hingga Soekarno dan Mohammad Hatta.
Di masa pendudukan Jepang (1942) hingga 1950-an, kawasan ini jadi tempat ‘kongko’ para seniman. Sebut saja Usmar Ismail, Sukarno M Noer, Wim Umboh, HB Yasih, hingga Ajip Rosidi yang acap dikenal dengan julukan “Seniman Senen”.
Pada 1960, Pasar Senen direvitalisasi Gubernur DKI Jakarta saat itu Letjen (Purn) Ali Sadikin. Nah, mulai saat revitalisasi “Proyek Senen” itulah bentuk bangunannya bertahan seperti sekarang.
(Randy Wirayudha)