Solikin berperan sebagai perekrut calon "pengantin" bom bunuh diri dan menerima transfer dana dari pentolan ISIS asal Indonesia yang berada di Suriah, Bahrun Naim. Agus Supriyadi berperan sebagai orang yang membawa bahan peledak bom panci menuju Jakarta dari Jawa Tengah. Sementara Diyan Yulia Novi adalah calon "pengantin" yang direkrut oleh Solikin untuk meledakan bom panci di Istana Negara.
Masih di hari yang sama, Densus 88 menangkap Suyanto alias Abus Iza di Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Dia berperan sebagai pihak yang menyediakan rumahnya sebagai tempat perakitan bom panci dan mengantar bom tersebut ke Bintara Jaya 8, Bekasi Barat, Kota Bekasi yang merupakan tempat kos yang disewa oleh Diyan menggunakan uang dari Bahrun Naim.
Keesokan harinya, Minggu 11 Desember 2016, Densus 88 kembali menangkap tiga orang terduga teroris, yakni Khafid bin Antoni alias Toni bin Rifai yang berperan sebagai orang yang belajar merakit bom panci langsung dari Bahrun Naim dari jarak jauh, selanjutnya Arida Putri Maharani berperan sebagai orang yang mengetahui rencana pembuatan bom sekaligus fasilitator yang menerima dana dari Bahrun Naim. Terakhir Wawan Prasetyawan yang berinisiatif menyimpan bahan peledak dan komponen bom yang dirakit oleh Nur Solikin. Mereka diamankan di tempat berbeda yakni Ngawi, Jawa Timur, Solo, Jawa Tengah dan Klaten Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil pengembangan dari tersangka Wawan Prasetyawan, Densus 88 mengungkap sekaligus menangkap pelaku teror lainnya yakni Imam Syafii, Sumarno dan Sunarto yang terlibat teror di Alfamart Solo pada 25 November 2016 dan pelemparan bom molotov di Restoran Candi Baru.
Dibantu oleh Polres Tasikmalaya, pada Kamis 15 Desember 2016, Densus 88 menangkap terduga teroris perempuan berinisial TS alias UA di Tasikmalaya. Pada awalnya TS juga diamankan dengan suaminya HG. Namun karena dianggap tidak terlibat, HG akhirnya dipulangkan. TS sendiri berperan sebagai orang yang menawarkan jihad terhadap calon "pengantin" bom panci yang ditemukan di Bekasi, Diyan Yulia Novi.