MEDAN – PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama personel polisi, Satpol PP dan juga TNI, menggusur 180 kios pedagang buku bekas di Jalan Pegadaian Medan, Senin (23/1/2017). Penggusuran itu dilakukan, karena lokasi kios yang berada di pinggiran rel, akan digunakan untuk pembangunan Jembatan Layang Kereta Api (JLKA) di kawasan tersebut.
Pantauan Okezone, sebanyak dua alat berat diturunkan untuk merobohkan bangunan kios. Sejumlah pedagang buku pun ikut hadir menyaksikan perobohan kios mereka.
Manager Humas PT KAI Divre I Sumut, Joni Martinus mengatakan, penertiban dipimpin langsung oleh Vice President PT KAI Divre I Sumut, Mateta Rijalulhaq. Penertiban berlangsung aman dan kondusif, karena sebelumnya telah dilakukan mediasi, komunikasi dan koordinasi dengan perwakilan para pedagang buku.
"Mediasi sudah dilakukan pada 19 Januari 2017 kemarin di Mapolrestabes Medan. Dalam rapat tersebut dicapai kesepakatan bahwa para pedagang buku yang berjumlah 180 tersebut bersedia mengosongkan kiosnya dan pindah ke sisi timur Lapangan Merdeka," ujar Martinus.
"Kami dari PT KAI juga siap membantu menyediakan mobil truk untuk mengangkut barang-barang milik pedagang tersebut ke lokasi yang baru,” sambungnya.
Joni menjelaskan, penggusuran kios yang tersebut merupakan program nasional yang sedang berlangsung di Kota Medan. Yakni program memperlancar pembangunan jembatan layang kereta api (JLKA) koridor Medan-Bandar Kalipa menuju Bandara Kualanamu. Dengan dibangunnya JLKA sepanjang lebih kurang 6 kilometer ini, lanjutnya, akan menghilangkan 9 perlintasan sebidang eksisting.
"Tentu dengan begitu akan mengurangi beban kemacetan di jalan raya, sehingga dapat meningkatkn keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan raya, tentu juga akan mempercepat waktu tempuh prjalanan kereta api," sebutnya.
Pedagang buku bekas di Jalan Pegadian Medan ini sebenarnya sudah beberapa kali dipindahkan. Dahulu, mereka berjualan di sekitar kawasan titi gantung Medan. Karena membuat cagar budaya Kota Medan itu semraut, para pedagang akhirnya dipindahkan ke sisi timur Lapangan Merdeka Medan.
Belakangan mereka juga digusur dari sisi timur Lapangan Merdeka, karena lahan tempat mereka berjualan akan dibangun sebagai tempat parkir stasiun kereta api bandara (Railink) yang ada di stasiun besar Medan. Penolakkan terhadap penggusuran itu sempat berjalan alot hingga mereka akhirnya bersedia dipindahkan ke Jalan Pegadaian Medan.
(Angkasa Yudhistira)