Disinilah, Fahrun Nissa, salah satu wartawan TV yang telah memakan asam garam di dunia media ditugaskan melakukan peliputan di area hutan Kodam II/Sriwijaya.
Meskipun tahu resiko yang diambil cukup besar, tapi dirinya yakin akan keberhasilan tim Marinir mengungkap kasus kebakaran hutan dan lahan tersebut. Segala jenis persiapan telah dilakukan kurang lebih satu minggu untuk menghadapi tantangan ke depan.
Nissa bersama pasukan marinir bergerak, merengsek masuk ke dalam hutan dari Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Selama beberapa jam berjalan, Nissa dan tim pergi menyusuri sungai menggunakan kendaraan darat. Saat dirasa jalan darat tak mampu lagi dicapai, mereka pun harus menggunakan tugboat sebagai moda transportasi teraman.
Nahas, pada malam yang kelam, tugboat yang mereka naiki, sempat mati mesin di tengah sungai. Hati Nissa sempat khawatir lantaran dari sorotan mata, tugboat mereka sudah dikelilingi Buaya Muara.
"Ya, jantung rasanya mau copot saat itu, karena tugboat kan kecil eh mesin mati di tengah sungai lantas ada beberapa buaya muara mendekati tugboat kami," tutur Nissa.
Beruntung tak berapa lama setelah terombang-ambing terbawa arus sungai, tugboat mereka berhasil hidup kembali. Tim kembali melanjutkan perjalanan melalui sungai-sungai kecil yang memang jarang dilalui oleh warga setempat.