Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ramalda Terbaring Kritis di Pulau Terdepan Sisi Barat Indonesia

Demon Fajri , Jurnalis-Senin, 13 Februari 2017 |18:00 WIB
Ramalda Terbaring Kritis di Pulau Terdepan Sisi Barat Indonesia
Ramaldi tebaring di rumah sakit bergerak pulau terdepan. (Foto: Istimewa)
A
A
A

BENGKULU - Ramaldi (35), salah satu warga Desa Banjar Sari Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, terkapar di rumah sakit bergerak di Desa Malakoni. Sejak dua minggu terakhir ia terbaring di tempat tersebut dan tak bisa dirawat secara intensif oleh tim medis di pulau terdepan Bengkulu, atau sisi barat Indonesia. Akibatnya, kondisi Ramaldi tersebut, kritis.

Ditambah, kekurangan alat medis dan obat-obatan membuat kondisi Ramaldi kian hari kian memburuk. Bahkan, Ramaldi tak dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) di Kota Bengkulu. Hal tersebut, disebabkan tak ada sarana transportasi laut yang bersandar ke Pulau Enggano sejak dua pekan terakhir.

Ketua Lembaga Suku Adat Budaya Enggano atau Pabuki, Harun Kaarubi memaparkan, Ramaldi hanya mendapatkan perawatan seadanya oleh tim medis di rumah sakit bergerak di Desa Malakoni, Kecamatan Enggano.

''Kata tim medis disana, Ramaldi harus di rujuk ke rumah sakit Bengkulu, agar mendapatkan perawatan medis secara intensif,'' kata Harun, saat ditemui Okezone, Senin (13/2/2017).

''Ramaldi sakit maag kronis komplikasi dengan penyakit lainnya . Di rumah sakit bergerak Enggano, hanya medapatkan perawatan seadanya,'' sambung Harun.

Sementara Kepala Suku Kaitora, M Raffli Jen Kaitora, menyebut, jika tidak ada solusi terbaik maka kondisi Ramaldi akan semakin memburuk. Sebab, kata dia, saat ini kondisi Ramaldi hanya terbaring lemah di rumah sakit bergerak, tanpa adanya kepastian kapan akan di rujuk ke Kota Bengkulu.

Kapal tidak bersandar, sambung Raffli, lantaran surat izin berlayar kapal perintis pun belum diperpanjang sehingga tidak bisa bersandar di pelabuhan dermaga Malakoni.

Kemudian, kapal Ferry tidak bisa berlayar lantaran sedang dalam perbaikan kapal. Sehingga tidak dapat melayani penumpang dan melayani pengangkutan hasil pertanian dan bahan pokok lainnya.

''Kapal tersebut sarana satu-satunya menuju pulau Enggano. Jika tidak berlayar maka aktivitas di Enggano menjadi lumpuh dari segara bidang. Termasuk merujuk orang yang sakit,'' tandasnya. (sym)

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement