SWAFOTO atau lazim dikenal dengan selfie mulai menjangkiti warga dunia ketika ponsel dilengkapi dengan kamera, terutama kamera depan. Padahal, kamera depan awalnya ditemukan untuk kepentingan panggilan video pada 2003. Sejak itu, teknologi ponsel semakin berkembang.
Banyak yang mengira bahwa swafoto pertama diambil pada 2003. Ternyata, tidak demikian adanya. Orang pertama yang berfoto selfie pertama kali adalah Robert Cornelius asal Amerika Serikat (AS). Pria kelahiran 1809 itu memiliki ketertarikan tinggi di bidang kimia sejak usia muda dan bergabung dengan usaha ayahnya dalam pembuatan pelat serta pengasahan besi.
Setelah menuai kesuksesan, Cornelius kemudian didekati oleh seorang penemu terkemuka AS, Joseph Saxton. Pria asal Philadelphia itu diminta oleh Saxton untuk memproduksi pelat perak untuk daguerreotype miliknya. Permintaan tersebut menerbitkan ketertarikan Cornelius di dunia fotografi.
Daguerreotype adalah proses fotografi pertama untuk umum. Proses tersebut cukup lumrah digunakan selama 20 tahun setelah penemuan kamera pertama kali. Daguerreotype diambil dari nama penemu kamera, yakni Louis-Jacques-Mande Daguerre dan pertama kali diperkenalkan ke dunia pada 1839.
Proses tersebut cukup rumit. Fotografer atau daguerreotypist menyemir selembar pelat perak hingga terlihat seperti cermin. Pelat tersebut kemudian diberi uap sehingga menjadi peka terhadap cahaya. Dengan demikian, daguerreotype dapat digunakan dalam kamera selama diperlukan.
Cahaya adalah faktor utama sebelum membuat foto. Cahaya yang baik di sekitar berarti hanya diperlukan beberapa detik saja untuk membuat daguerreotype. Cahaya yang kurang baik berarti proses tersebut akan memakan waktu lebih lama.