Koloni kelinci yang saat ini menjadikan pulau tersebut sebagai habitatnya merupakan keturunan kelinci-kelinci yang dibawa tentara Jepang untuk dijadikan uji coba efek dari gas beracun yang mereka produksi. Ketika Perang Dunia II berakhir, semua dokumentasi mengenai pabrik tersebut dihancurkan.
Dilaporkan, tentara Sekutu yang menduduki wilayah Jepang juga ikut berperan dalam menjadikan proyek gas beracun itu rahasia. Sebab mereka membuang, membakar, hingga mengubur sisa-sisa gas beracun di pulau tersebut dan menuntut para pekerja yang terlibat di proyek tersebut untuk merahasiakannya.
Namun memasuki era yang modern, Jepang mendirikan Museum Gas Beracun di pulau tersebut demi mengedukasi masyarakat terkait sejarah kelam pulau yang berisi ratusan kelinci tersebut.
(Emirald Julio)