JAKARTA – Sebagai negara tetangga, hubungan Indonesia dan Australia kerap mengalami panas-dingin. Berbagai permasalahan kerap muncul menguji keharmonisan kedua negara.
Seperti baru-baru ini, Indonesia-Australia sempat memanas akibat isu dugaan penghinaan pancasila dan insiden pengibaran bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM) di KJRI Melbourne. Di sisi lain, Pemerintah Australia juga tidak menyetujui hukuman mati atas dua warganya yang terlibat peredaran narkoba. Meski demikian, Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Paul Grigson menyatakan, semua permasalahan yang terjadi justru semakin memperkuat hubungan dua negara.
"Kita (Indonesia-Australia) sering menghadapi beda pendapat atau ketidaksetujuan dan kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi aspek yang paling penting kita segera berdamai dengan perbedaan itu," terang Dubes Grigson saat berbincang dalam program Special Dialogue di Kantor Okezone, Rabu (12/4/2017).
Grigson menambahkan, Indonesia dan Australia memiliki hubungan baik dalam berbagai bidang seperti bisnis, turisme dan pendidikan. Hal inilah yang kemudian menjadi kunci hubungan Indonesia-Australia tetap terjalin baik hingga kini.
"Kerap terjadi salah paham. Tapi kerjasama berbagai bidang seperti wisatawan kedua negara yang saling mengunjungi. Dan pertukaran pelajar dari kedua negara menjadi faktor penting untuk menjaga hubungan baik Indonesia-Australia. Saya rasa dalam dua tahun terakhir hubungan Indonesia-Australia semakin kuat. Banyak perbedaan. Tapi kita menjalin komunikasi yang baik," imbuh Grigson.
Paul Grigson sendiri telah memasuki periode terakhirnya bertugas di Indonesia. Pria yang bertugas sejak 2015 lalu ini mengaku betah di Indonesia. Ia bahkan mengaku telah mencoba beragam jenis makanan dan kopi dari berbagai daerah.
"Bagi penikmat kuliner dan kopi seperti saya, Indonesia ibarat sebuah negeri impian," tuturnya. (rav)
(Rifa Nadia Nurfuadah)