MOSKOW – Pria yang disebut-sebut sebagai dalang pengeboman kereta bawah di Saint Petersburg, Rusia, mengaku tidak sadar dijadikan kaki tangan dalam insiden tersebut. Sebagaimana diberitakan, insiden yang terjadi pada Senin 3 April 2017 itu menewaskan sedikitnya 14 orang.
Kejaksaan di Moskow menerangkan, terduga pelaku yang bernama Abror Azimov itu sempat berbincang via telefon dengan pelaku bom bunuh diri Akbarzhan Jalilov. Dalam sebuah sidang dengar pendapat pada Selasa 18 April, Abror mengakui partisipasinya dalam serangan tersebut. Namun, ia menyebut partisipasinya tidak langsung.
“Saya diberikan instruksi. Saya tidak sadar bahwa saya sedang membantu melakukan serangan,” tutur Abror Azimov, mengutip dari Reuters, Rabu (19/4/2017). Ia memberikan kesaksian tersebut dari balik jeruji besi dalam sidang dengar pendapat di Ibu Kota Moskow.
Sejak serangan tersebut, otoritas Rusia sudah menangkap sembilan orang yang dicurigai terlibat dalam ledakan kereta bawah Saint Petersburg. Semua terduga pelaku berasal dari Asia Tengah. Abror Azimov sendiri diketahui berasal dari Jalal Abad, Kyrgyzstan.
Istri Abrar Azimov menerangkan, suaminya itu bekerja di sebuah restoran di Moskow bersama dengan saudaranya, Akrom. Abrar seharusnya kembali ke Kyrgyzstan pada awal April tetapi tidak kunjung datang. Akrom sendiri sudah pulang dan menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita suatu penyakit. Ia tetap diperiksa oleh Dinas Keamanan Kyrgyzstan meski dalam keadaan terbaring lemah.
(Wikanto Arungbudoyo)