Pada 22 Juli 2011, Anders Breivik membunuh delapan orang dalam serangan bom di luar wilayah pemerintahan di Oslo. Dia kemudian melanjutkan aksinya dengan melacak dan membunuh 69 orang dan melukai 90 lainnya, yang sebagian besar berusia remaja.
Dia melihat dirinya sebagai pejuang yang sedang berperang dengan multikulturalisme dan mengklaim aksinya adalah seruan untuk bangkit melawan invasi Muslim yang dia yakini akan terjadi. Breivik juga tidak pernah menunjukkan penyesalan atau perasaan bersalah atas semua pembunuhan yang dia lakukan.
Setelah tertangkap, Breivik dijatuhi hukuman seumur hidup yang di Norwegia berarti 21 tahun penjara yang dapat diperpanjang dalam jangka yang tidak ditentukan. Setelah mendekam di bui, Breivik melancarkan sejumlah keluhan mengenai perlakuan tidak manusiawi yang diterimanya.
Breivik mengklaim mendapat penyiksaan, makanan yang buruk, dan tempat tidur yang menyebabkannya menderita rematik. Setelah kehabisan pilihan hukum, Breivik mengatakan akan membawa kasusnya ke Pengadilan Hak Asasi Eropa.
(Rahman Asmardika)