Utusan PBB Desak Korut Jelaskan Kondisi Mahasiswa AS yang Koma
JENEWA – Utusan PBB mendesak agar Korea Utara (Korut) menjelaskan mengapa mahasiswa Amerika Serikat (AS) yang sempat dipenjara di Pyongyang kembali dalam keadaan koma. Mahasiswa AS itu adalah Otto Warmbier yang dipenjara selama lebih dari satu tahun di Pyongyang.
Dokter yang merawat mahasiswa berusia 22 tahun itu mengklaim bahwa Warmbier menderita cedera otak yang parah. “Kondisi neurologis (syaraf) bisa digambarkan sebagai keadaan terjaga yang tidak responsif. Dia tidak mengerti bahasa dan kehilangan jaringan otak yang luas yang kemungkinan disebabkan cardiopulmonary arrest,” ujar Dr Daniel Kanter.
Mendengar keadaan Warmbier yang mengenaskan, Pelapor khusus PBB terkait HAM di Republik Rakyat Demokratik Korea (nama lain Korut) Tomas Ojea Quintana pun angkat bicara.
“Walau saya menyambut baik kabar pembebasan Tuan Warmbier, saya sangat prihatin dengan kondisinya dan pihak berwenang (dari Korut) haru memberikan penjelasan yang jelas tentang apa yang membuatnya berada dalam keadaan koma,” tutur Quintana dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (17/6/2017).
Warmbier ditahan otoritas keamanan Korut setelah ketahuan mencoba mencuri poster propaganda. Setelah lebih dari setahun ditahan, ia akhirnya dilepaskan. Korut mengklaim bahwa pembebasan itu atas dasar kemanusiaan.
Quintana meminta, otoritas Korut menjelaskan penyebab dan keadaan terkait pembebasan Otto Warmbier yang pulang dalam keadaan koma. “Kasus ini berfungsi sebagai pengingat akan implikasi bencana dari kurangnya akses terhadap perawatan medis yang memadai bagi para tahanan di Korut,”ujarnya.
(Emirald Julio)
