BEIJING – Presiden China Xi Jinping akan mengunjungi Hong Kong pada 29 Juni hingga 1 Juli 2017. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan 20 tahun penyerahan Hong Kong dari tangan Inggris pada 1 Juli 1997 di bawah sistem satu negara dua pemerintahan.
Kunjungan Ketua Partai Komunis China (PKC) itu datang tepat ketika penduduk wilayah otonomi Hong Kong tengah gencar-gencarnya mendukung kemerdekaan dari Beijng. Kunjungan tersebut dipandang sebagai peningkatan campur tangan China terhadap urusan Hong Kong.
Seperti dimuat Reuters, Senin (25/6/2017), Xi Jinping juga akan melantik pemimpin otonomi Hong Kong baru, Carrie Lam. Perempuan berkacamata itu terpilih lewat komite elektoral usai pemilihan umum pada 26 Maret 2017. Ia mendapat 777 suara dari 1.200 anggota komite elektoral.
Warga Hong Kong menuduh pemilihan umum tersebut sudah diintervensi oleh China. Sebab, mayoritas anggota komite elektoral dipenuhi kubu pro-China dan loyalis pro-kemapanan. Negeri Tirai Bambu diyakini melobi komite untuk memenangkan Carrie.
Sebagian besar warga khawatir Carrie Lam akan melanjutkan kebijakan keras dari pemimpin eksekutif petahana Hong Kong, Leung Chun-ying. Ia dianggap tidak akan mempertahankan status otonomi Hong Kong.
Menjelang kunjungan tersebut, Otoritas Hong Kong melakukan tindakan tegas terhadap segala bentuk dukungan bernada politik. Polisi juga membersihkan rute-rute yang akan dilalui Presiden Xi Jinping dari segala bentuk provokasi. Namun, demonstrasi dijadwalkan tetap berlangsung usai Xi Jinping pulang pada 1 Juli 2017.
(Wikanto Arungbudoyo)