Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

HISTORIPEDIA: Hong Kong Kembali ke Pangkuan China

Rufki Ade Vinanda , Jurnalis-Sabtu, 01 Juli 2017 |06:00 WIB
HISTORIPEDIA: Hong Kong Kembali ke Pangkuan China
Upacara pengembalian Hong Kong ke pangkuan China. (Foto: South China Morning Post)
A
A
A

TEPAT ketika tengah malam tiba pada 1 Juli 1997, dalam sebuah upacara yang dihadiri Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair, Pangeran Charles dari Wales, Presiden China; Jiang Zemin, dan Sekretaris Negara Bagian; Madeleine Albright secara resmi Hong Kong kembali ke pangkuan Negeri Tirai Bambu. Perayaan penyatuan Hong Kong ke China dihelat dengan damai meski sebagian warga Hong Kong saat itu memprotes keputusan tersebut.

Pada 1839, Inggris menyerang China dengan tujuan untuk menghancurkan Negeri Tirai Bambu yang dianggap telah melakukan aksi campur tangan dalam urusan ekonomi, sosial, dan politik Britania Raya. Salah satu tindakan pertama yang diambil Inggris dalam perang yang kemudian disebut sebagai Perang Opium tersebut adalah dengan menduduki Hong Kong, sebuah pulau yang jarang dihuni di lepas pantai tenggara China.

Kemudian pada 1841, China menyerahkan pulau itu ke Inggris dengan ditandatanganinya Konvensi Chuenpi. Dan pada 1942, Perjanjian Nanking ditandatangani secara resmi untuk mengakhiri Perang Opium Pertama.

Koloni atau daerah penjajahan Inggris terus berkembang dan menjadi gerbang komersial serta pusat distribusi untuk China selatan atau menjadi pusat perdagangan Timur-Barat. Pada 1898 di bawah konvensi kedua Peking, Inggris kembali mendapatkan kekuasaan atas Hong Kong selama 99 tahun.

Pada September 1984, setelah bertahun-tahun perundingan, Inggris dan China akhirnya menandatangani sebuah perjanjian formal yang menyetujui pengembalian Hong Kong pada 1997. Hal ini sebagai imbalan atas janji China untuk melestarikan sistem kapitalis di Hong Kong. Dan pada 1 Juli 1997, Hong Kong dengan damai dikembalikan ke pangkuan China.

Banyak dari pejabat Tiongkok, Inggris dan perwakilan dunia internasional menjadi saksi penyerahan ini. Kepala eksekutif di bawah pemerintahan Hong Kong yang baru, Tung Chee Hwa, merumuskan sebuah kebijakan yang didasarkan pada konsep "satu negara, dua sistem," sehingga melestarikan peran Hong Kong sebagai pusat kapitalisme utama di Asia.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement