MANILA – Militer Filipina mengklaim bahwa jumlah militan radikal yang saat ini berada di Kota Marawi kurang dari 40 orang. Pengumuman ini disampaikan ketika tentara terus bergerak mendekati markas kelompok Maute di Marawi.
“Berdasarkan perkiraan komandan di lapangan, jumlah mereka berkurang hingga kurang dari 40. Jadi mungkin pasukan mereka sudah berkurang di antara (angka) 20 dan 40. Pasukan mereka semakin mengecil,” ujar juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, di Istana Kepresidenan Filipina pada Senin 14 Agustus 2017, sebagaimana dikutip dari Philstar, Selasa (15/8/2017).
Namun Padilla menekankan bahwa para anggota militan radikal itu masih tetap menjadi ancaman karena masih memiliki tawanan yang berada di dua barangay Kota Marawi. Sekadar informasi, barangay merupakan istilah yang digunakan di Filipina untuk mendeskripsikan sebuah lingkungan di kota.
“Kapasitas mereka untuk menimbulkan kerugian, tetap ada karena mereka memiliki senjata, mereka juga memiliki amunisi yang memadai dan masih terus menahan sandera. Jadi itu merupakan faktor yang memperburuknya,” jelas Padilla.
Semenjak kelompok yang berafiliasi dengan ISIS itu melancarkan serangan ke Marawi pada 23 Mei 2017, Presiden Rodrigo Duterte pun memutuskan untuk mengumumkan darurat militer di seluruh wilayah Mindanao. Bahkan Duterte menyebut darurat militer tersebut bisa diperpanjang walau Marawi telah bebas dari cengkeraman kelompok radikal.
“Sebenarnya jangan hanya melihat Marawi sebagai alasan untuk menjaga darurat militer. Anda tahu kelompok pemberontakan ini memiliki struktur yang berada di luar Marawi. Mereka memiliki kelompok di Lanao, Maguindanao, kepulauan Sulu,” kata juru bicara militer Filipina itu.
“Ini tidak berarti mengatakan bahwa hanya karena kita telah mampu menangani masalahkan keamanan di Marawi akan ada pemberhentian darurat militer. Tidak, kita masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Kami masih memiliki banyak area untuk diatasi dan karena itulah kita masih membutuhkannya,” tegas Padilla.
Walau semakin berkurang, militer Filipina mendapatkan laporan adanya kemungkinan bala bantuan kelompok Maute yang datang ke Marawi. “Sekarang, kami mengantisipasi inisiatif dari musuh: satu, orang-orang yang ingin keluar dari panasnya pertempuran dan kedua adalah kemungkinan bala bantuan yang menggunakan jalur yang sama,” tambah Padilla.
(Emirald Julio)