Tentara Belanda kocar-kacir hingga membuat komandan pasukan Belanda. Sang komandan kemudian meminta tambahan pasukan bersenjata lengkap yang bermarkas di Solo. Pasukan Tentara Pelajar yang minim alat perang, akhirnya kalah dari pasukan Belanda.
"Konon saat itu pasukan Alap-alap hanya ada belasan dan dikepung oleh tentara Belanda yang berjumlah ratusan dengan senjata lengkap," lanjut Wardoyo.
Pertempuran yang tidak seimbang membuat pasukan Tentara Pelajar berjatuhan di terjang peluru. Setelah kondisi dirasa aman, jasad sembilan pemuda anggota Tentara Pelajar ini di bawa ke lokasi pengobatan yang sekarang bernama menjadi Puskemas Matesih.
Menurut cerita, jasad para pejuang ini diusung dengan bambu dan beralas tikar kemudian dimakamkan di pemakaman dekat Pasar Matesih. Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa sembilan pemuda yang tewas saat pertempuran melawan Belanda ini, akhirnya jasad kesembilan Joko Songo dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan di Karanganyar.
"Untuk mengenangnya bekas makam tersebut, kini didirikan tugu Joko Songo," pungkasnya.
(Risna Nur Rahayu)