JAKARTA - Simpang Susun Semanggi yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 17 Agustus 2017 mendapat antusias dari banyak pengguna kendaraan DKI Jakarta. Hal itu terbukti dari ribuan kendaraan yang melintas setiap hari di jalan layang tersebut.
Jalan layang yang di bangun dengan dana non-APBD itu bertujuan mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Semanggi. Meski persemian Simpang Susun Semanggi belum genap satu bulan, namun upaya untuk mengurai kemacetan sudah tampak terlihat.
"Persentasenya sudah sesuai target yang kami harapkan, artinya visi rasio yang sebelum diaktifkanya dan setelah, dari waktu tempuh, kalau bicara gerbang tol yaitu sampai dengan 30 persen," kata Wakadishub Sigit Wijamokom, Jakarta Jumat (25/8/2017).
Baca juga: FOKUS: Larangan Melintas Sepeda Motor Diperluas, Menuju Jakarta Bebas Macet
Sementara itu, Dinas perhubungan DKI Jakarta saat ini sedang melalukan pengkajian terkait peningkatan intensitas jaringan di sekitar Simpang Susun Semanggi. "Seperti mengurangi perpotongan di sekitar Balai Sarbini. Termasuk juga perubahan dari in dan out gerbang tol," ujar Sigit.
Seperti diketahui, pembangunan Simpang Susun Semanggi selesai lebih cepat dua bulan dari targetnya pada 16 September 2017. Jalan layang itu memiliki total panjang lintasan 1,6 kilometer yang terdiri dari dua buah ramp, yaitu Ramp 1 (Polda-Bundaran HI) sepanjang 826 meter dan Ramp II (Grogol-Blok M) sepanjang 796 meter. (Lia Astiliani)
(Ranto Rajagukguk)