Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

OKEZONE STORY: Sinyal Perang Dikira Salam Kenal, Ini Kisah Unik Guam Saat Jadi Bagian AS

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 26 Agustus 2017 |08:01 WIB
OKEZONE STORY: Sinyal Perang Dikira Salam Kenal, Ini Kisah Unik Guam Saat Jadi Bagian AS
Turis menikmati suasana pantai di Distrik Tumon di Guam. (Foto: Reuters)
A
A
A

SEBUAH wilayah kecil milik Amerika Serikat (AS) di Pasifik, Guam, menarik perhatian banyak orang beberapa pekan belakangan karena alasan yang kurang menyenangkan. Guam yang tidak banyak dikenal selain sebagai pulau tujuan wisata disebut sebagai sasaran serangan rudal balistik di tengah ketegangan antara AS dan Korea Utara (Korut).

Guam telah menjadi wilayah teritorial AS sejak lebih dari satu abad yang lalu dan dinilai sebagai lokasi strategis yang menghubungkan antara AS dan Asia. Meski penting, ternyata cerita mengenai bagaimana pulau kecil dengan populasi kurang dari 170 ribu jiwa itu menjadi wilayah AS, bisa dikatakan unik, juga cukup singkat.

Satu-satunya alasan AS menganeksasi Guam dan penduduk Chamorro bertahun-tahun lalu adalah karena saat itu Negara Paman Sam sedang berperang dengan Spanyol. Saat perang antara dua negara pecah pada April 1898, Guam tengah berada di bawah kendali Spanyol. Mulanya AS tidak tertarik untuk menaklukkan Guam dan lebih tertarik untuk merebut Filipina, kedua wilayah itu hanya terpisah sejauh sekira 2.400 kilometer. Tetapi kemudian AS berubah pikiran dan menyadari bahwa mereka perlu mengambil alih Guam untuk mengamankan wilayah yang lebih luas.

Pada Juni 1898, AS mengirimkan USS Charleston (C-2) untuk merebut Guam dari tangan Spanyol. Saat kapal jelajah itu tiba di Guam, para pelaut AS mengirimkan sinyal peringatan untuk menginformasikan pihak Spanyol di Guam bahwa mereka telah tiba di sana.  

“Mereka tentu saja memperkirakan Spanyol akan membalas dengan pernyataan perang serupa dan mempertahankan pulau mereka. Tetapi, tidak ada respons sama sekali dari pihak Spanyol,” kata Profesor Sejarah dan Ilmu Politik dari Universitas Sains dan Teknologi Missouri, Diana L. Ahmad yang dilansir History.

Tak adanya reaksi dari pihak Spanyol membuat pihak AS kebingungan karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka bertanya-tanya kenapa tidak ada yang merespons deklarasi perang yang mereka umumkan.

Namun, beberapa jam kemudian, sebuah kapal Spanyol datang mendekat ke arah USS Charleston untuk bertemu kapten kapal dan berbincang. Saat sampai di kapal, pejabat Spanyol itu justru meminta maaf karena tidak membalas ‘salam’ dari pihak AS. Rupa-rupanya, pasukan Spanyol di Guam menganggap sinyal peringatan perang dari USS Charleston sebagai sebuah tata kesopanan bertamu.

Meluruskan kesalahpahaman itu, pihak AS menginformasikan bahwa kedua negara tengah berperang.

Ternyata, orang-orang Spanyol yang ditempatkan di pulau terpencil itu tidak tahu bahwa Perang Spanyol-Amerika telah berlangsung selama dua bulan. Begitu kedua belah pihak menetapkan bahwa mereka adalah musuh, AS mengirim surat kepada Gubernur Spanyol di Guam dan memberinya waktu 30 menit untuk menyerah.

"Beberapa dokumen yang saya baca mengatakan bahwa sang gubernur hanya membutuhkan waktu 29 menit untuk merespons. Pulau Guam menyerah dan menjadi wilayah AS. Sesederhana itu,” kata Ahmad.

Setelah itu, pasukan AS bertahan sekira 24 jam sampai 36 jam di sana sebelum kembali berlayar.

“Mereka tidak meninggalkan pejabat AS yang bertanggung jawab atas pulau itu dan bahkan membawa bendera yang mereka kibarkan di sana. Ini adalah peristiwa pertama dan terakhir dalam Perang Spanyol-Amerika yang pernah terjadi di Guam, dan itu sama sekali tidak berdarah,” tambah Ahmad.

Saat AS memenangkan perang, mereka menjadikan Guam sebagai wilayah Negeri Paman Sam yang resmi. Warga Guam secara otomatis menjadi warga AS saat mereka lahir. Namun, tidak seperti warga di 50 negara bagian AS, mereka tidak dapat memberikan suaranya untuk memilih presiden. Dan seperti juga warga AS di Washington DC dan beberapa wilayah AS lain seperti Puerto Rico, Kepulauan Mariana Utara, Kepulauan Virgin, dan Samoa, Guam tidak memiliki perwakilan di Kongres AS.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement