"Hal ini terungkap ketika ada satu anak yang akan menjadi korban ini melaporkan kepada pengurus lainnya," terangnya di Polda Bali, Denpasar, Senin (4/9/2017).
Pelaku selama ini melancarkan aksinya dengan memberikan beberapa hadiah-hadiah kepada korban. Bahkan memberikan uang saku.
"Disini juga ada yang diperlakukan spesial. Yang menjadi korban ini diistimewakan dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Anak-anak lain sempat iri atau heran dengan perlakuan tersangka dengan para korban," paparnya.
Para korban rata-rata usianya di bawah 15 tahun. Dan rata-rata korban mau diajak pelaku seperti hal tersebut lantaran takut bantuan dana sekolah akan dihentikan.
"Anak-anak ini takut kalau tidak melakukan hal itu uang atau biaya sekolah akan dihentikan. Sebab pelaku sempat mengancam hal seperti itu," jelasnya.