Kadinkes Kabupaten Malang, Abdurrahman, mengakui, penyebab diare bukan sekadar pencemaran air sungai. Namun, bisa disebabkan dari makanan, minuman, alergi dan lainnya.
Warga di bantaran sungai, kata dia, memang rentan terjangkit penyakit diare. Perilaku BAB sembarangan dapat memicu terjadinya diare karena air yang dikonsumsi dari air sumur terpapar air sungai yang sudah tercemar.
“Yang penting indikator diare jangan sampai dilanggar. Penderita diare mendapat penanganan dan tidak sampai menyebabkan penderitanya meninggal dunia,” katanya.
Padahal dampak pencemaran sungai tidak hanya mengakibatkan penyakit diare saja atau gatal-gatal. Namun, yang lebih berbahaya dan yang perlu diantisipasi adalah penyakit kanker, diabetes, gangguan kehamilan seperti cacat lahir, dan juga autis. Kesemuanya itu juga disebabkan air yang tercemar senyawa kimia. IndoWater Cop menyebutnya sebagai senyawa pengganggu hormon (SPH).
(Baca juga: Sungai Brantas Tercemar Limbah, Diare hingga Kanker Meneror Warga)