Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Front Jihad: Aksi untuk Rohingya Digelar di Kecamatan Borobudur, Bukan di Candinya

Prabowo , Jurnalis-Kamis, 07 September 2017 |12:40 WIB
Front Jihad: Aksi untuk Rohingya Digelar di Kecamatan Borobudur, Bukan di Candinya
Candi Borobudur (Antara)
A
A
A

YOGYAKARTA – Massa dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) akan melakukan aksi solidaritas untuk Rohingya di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat 8 September 2017. Mereka akan memutihkan Borobudur, sebagai bentuk protes atas penindasan warga Rohingya di Myanmar.

Ketua DPP Front Jihad Islam, Darrohman mengatakan, pusat aksi dilakukan di Kecamatan Borobudur, bukan Candi Borobudur seperti yang ramai diberitakan saat ini.

"Kita melakukan aksi itu wilayah yang berada di Kecamatan Borobudur, bukan di Candi Borobudur. Kita ingin putihkan Borobudur itu bukan dengan cat, tapi dengan pakaian putih seperti saat aksi putihkan Jakarta (aksi) 212 lalu," katanya, kemarin.

Masjid An Nur Sawitan, Borobudur, Magelang menjadi titik berkumpulnya aksi. Lokasi itu berada di Kecamatan Borobudur. Mereka akan aksi damai dengan dari Salat Jumat berjamaah, doa bersama, dan juga penggalangan dana untuk Rohingya.

(Baca juga: Aksi Kepung Candi Borobudur, PBNU: Ini Salah Alamat)

Darrohman mengatakan sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian terkait penggalangan massa. Polisi, kata dia, sudah mengizinkan aksi tersebut. "Saya perkirakan massa dari FJI di Yogyakarta ada 1.000 orang. Kita berangkat bareng ke Borobudur untuk bergabung dengan ormas lain," katanya.

Darrohman juga mengaku heran dengan informasi yang tersebar yang menyebut aksinya dipusatkan di Candi Borobudur. Menurutnya, sejak awal tidak ada rencana menduduki Candi Borobudur, karena itu merupakan warisan budaya dunia.

(Baca juga: Ribuan Aparat Siaga Amankan Candi Borobudur Jelang Aksi untuk Rohingya)

"Kok yang ada dalam pemberitaan itu seolah massa akan mengepung atau menduduki Candi Borobudur. Padahal kan tidak begitu, aksi yang dilakukan di Borobudur, bukan di Candi Borobudur," jelasnya.

Memang, kata dia, nama Borobudur memang identik dengan candi. Pihaknya juga tidak mau menyalahkan pihak-pihak tertentu karena aksi ini akan berlangsung di Borobudur. Informasi ini diharapkan menjadi pelurus di tengah simpang siur informasi yang ada sebelumnya.

(Baca juga: Ungkap Kisah Kabur dari Myanmar, Pengungsi Rohingya: Allah Bawa Kami ke Indonesia)

Sebelumnya, Direktut PT TWC Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono menyampaikan Candi Borobudur adalah warisan budaya luhur bangsa Indonesia. Relief yang ada dalam candi tidak hanya ajaran Buddha, tapi historis, teknologi, seni dan masih banyak lainnya. "Salah tempat kalau demo di Candi Borobudur, itu kan warisan budaya," katanya.

Dia memastikan aksi tidak di Candi Borobudur, karena candi yang dipergunakan ibadah umat Buddha di seluruh dunia ini adalah cagar budaya yang dilindungi negara. Zona satu komplek candi yang melakukan perawatan, pemeliharan, hingga pemugaran berada di Balai Pelestari Cagar Budaya.

(Baca juga: Asa Tak Kesampaian Pengungsi Rohingya)

Selain sebagai tempat ibadah, Candi Borobudur merupakan destinasi tempat wisata top yang terus dipromosikan Kementerian Pariwisata. Tak hanya di dalam negeri, tapi ke berbagai penjuru dunia.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement