HARI ini, tepatnya 16 tahun lalu, terjadi peristiwa 9/11 berdarah yang mengguncang dunia, termasuk juga dirasakan Indonesia. Pada 9 September 2001, rangkaian serangan kelompok teroris berjumlah 19 orang yang disebut berasal dari jaringan Al Qaeda menyerang sejumlah tempat di Washington DC dan New York, Amerika Serikat. Para pelaku terbagi menjadi empat kelompok pembajak yang menargetkan penyerangan ke berbagai lokasi di dua kota tersebut menggunakan pesawat komersial.
Dua pesawat ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC), satu pesawat ditabrakkan ke markas militer AS yakni Pentagon, dan satu lagi sebenarnya hendak menuju Washington DC tapi terjatuh di dekat Lapangan Shankville, Pennsylvania. Akibat serangan di WTC, sebanyak 3.000 orang menjadi korban tewas. Di antara mereka, tercatat 400 petugas penyelamat turut menjadi korbannya.
Penabrakan pesawat komersial penuh penumpang ke Gedung WTC menjadi sorotan global karena bisa dibilang tempat ini menjadi simbol kedigdayaan AS. Penyerangan ke gedung berisi 50.000 pekerja tersebut dilakukan dua kali dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Pertama pukul 08.45, lima pelaku menggunakan pesawat American Airlines yang dibajak; dan kedua pada 09.05 waktu AS, juga dilakukan lima teroris dengan membajak pesawat AA 175.
(Baca: Setelah 16 Tahun, Jasad Korban Tragedi 9/11 Akhirnya Berhasil Diidentifikasi)
Sedangkan penyerangan ketiga di markas pertahanan AS di Pentagon, Arlington, Virginia, terjadi pada pukul 09.37 waktu AS. Sebanyak 125 orang meninggal dunia akibat penabrakan kali ini. Para pelaku diketahui membajak pesawat komersial berjenis AA 77. Sementara serangan keempat menggunakan pesawat AA 93 yang gagal dan jatuh juga menewaskan semua penumpangnya.
Sebagaimana Okezone rangkum dari berbagai sumber, Senin (11/9/2017), akibat serangan bertubi-tubi dari kelompok pembajak pesawat itu Presiden AS George Walker Bush dan Wakil Presiden Dick Chiney menjadi murka. Kepala negara yang sedang melakukan lawatan ke Sekolah Dasar Sarasota di Florida sangat marah, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tak memungkinkan melakukan perjalanan pulang dampak situasi yang belum aman. Ia pun hanya bisa memberikan perintah, termasuk ke Wapres.
Kemudian setelah bisa terbang kembali ke Washington, Bush segera menenangkan rakyatnya dan memberikan sikap selanjutnya melalui pidato kenegaraan. Pada pukul 20.30 waktu AS di Oval Office, Gedung Putih, ia mengatakan sangat mengecam penyerangan ini. Bush dengan tegas mengusut tuntas kasus tersebut hingga memberantas para pelaku dan orang-orang di baliknya. Sampai pada suatu waktu, ia mendeklarasikan perang terhadap terorisme di Irak dan Afghanistan.
Lalu pada hari ini pemerintah dan warga New York bakal berkumpul di Monumen Ground Zero untuk memperingati tragedi 9/11. Upacara peringatan dimulai pukul 07.00 waktu New York (sekira pukul 19.00 WIB) dan terdapat enam kali jeda. Dua jeda sebagai penanda dua serangan pesawat ke WTC, dua jeda untuk mengenang momen kedua menara runtuh, dan dua jeda lainnya untuk menandai serangan ke Pentagon dan jatuhnya pesawat keempat.
Presiden AS Donald Trump akan memperingati tragedi 9/11 pertama kali. Pria asli New York tersebut bakal menghadiri momen mengheningkan cipta dengan didampingi Ibu Negara Melania Trump. Trump juga dijadwalkan menghadiri peringatan di Pentagon.
Menteri Pertahanan AS Jim Matis dan Jenderal Joseph Dunford pada pukul 09.11 memimpin upacara tersebut bagi para keluarga korban 9/11. Setelah pembacaan nama-nama korban, upacara dibuka untuk umum sehingga memungkinkan masyarakat meletakkan karangan bunga sebagai penghormatan terhadap korban.
Sementara Wapres AS Mike Pence dan Mendagri Ryan Zinke diagendakan memberikan sambutan pada peringatan tragedi 9/11 di Flight 93 National Memorial, dekat Lapangan Shanksville. Ini adalah wilayah tepi kota yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat tersebut setelah para penumpang dan kru berjuang merebut kembali kontrol pesawat dari tangan teroris y ang membajaknya saat menuju Washington.
Dalam momen peringatan tragedi 9/11 tahun ini, semua pihak di Negeri Paman Sam, dunia, serta Indonesia menegaskan bahwa tindak kekerasan terorisme haruslah dihentikan. Jangan lagi pembajakan pesawat dan semacamnya untuk aksi teror terjadi di muka bumi. Ribuan nyawa tidak bersalah bakal menjadi korbannya. Kerugian materi serta psikologis tak bisa terbayarkan. Maka itu, berbagai pihak wajib bersatu padu menyatukan tekad dan komitmen menghilangkan segala bentuk terorisme di dunia.
(Hantoro)