SINGAPURA – Nama Halimah Yacob tengah mencuat dalam dua hari terakhir. Sebab, perempuan berusia 63 tahun itu baru saja terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Singapura. Yang lebih menarik lagi, sang presiden terpilih memiliki latar belakang etnis Melayu yang menjadi minoritas.
BACA JUGA: Mantap! Singapura Lantik Presiden Perempuan Pertama Berhijab dari Etnis Melayu
Mantan Ketua Parlemen itu tidak harus melewati proses pemilihan umum (pemilu) setelah otoritas memutuskan rival-rivalnya tidak layak sebagai kandidat presiden. Terpilihnya Halimah Yacob justru memicu kemarahan dari warga Singapura di media sosial.
“Terpilih tanpa melewati pemilihan umum. Sebuah lelucon,” tulis seorang pengguna Facebook bernama Pat Eng, mengutip dari The Guardian, Rabu (13/9/2017).
BACA JUGA: Mantan Penjual Nasi Padang, Ini Sosok Perempuan Melayu Berhijab Pertama yang Jadi Presiden Singapura
Pengguna Facebook lain bernama Joel Kong menolak menyebut Halimah Yacob sebagai presiden meski sudah resmi dilantik kelak. Sejumlah unggahan di media sosial ciptaan Mark Zuckerberg tersebut juga diimbuhi tanda pagar (tagar) #BukanPresidenSaya.
Penolakan tersebut sampai juga ke telinga Halimah Yacob. Mantan anggota Partai Aksi Rakyat itu berusaha menepis keraguan mengenai proses pemilihan dalam sebuah pidato di hadapan pendukungnya setelah dinyatakan sebagai presiden terpilih.