WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Menlu Korsel) Kang Kyung-wha, mendesak Korea Utara (Korut) agar menanggapi seruan pemerintahnya untuk perundingan lintas batas negara demi meredakan ketegangan antarnegara. Negara tertutup tersebut meningkatkan ancaman dengan pengujian secara agresif senjata nuklir dan rudal balistik.
"Upaya politik dan diplomatik terhadap denuklirisasi Korut dan perbaikan hubungan Utara-Selatan dapat dan harus dilakukan dengan cara yang saling menguatkan," kata Kang dalam sebuah forum di Washington, di mana dia melakukan perjalanan solo pertamanya sebagai diplomat tinggi Korsel, seperti yang dilansir dari Korea Herald, Selasa (26/9/2017).
"Dalam hal ini, kami sekali lagi mendesak Korut agar menanggapi proposal konkret kami untuk menghidupkan kembali kontak Utara-Selatan yang dimulai dengan dua proposal yang dibuat pada 17 Juli dan mulai meletakkan blok bangunan untuk rekonsiliasi antar-Korea dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," tambahnya.
Presiden Korsel Moon Jae-in mulai menjabat pada Mei dan menyatakan sebuah janji untuk memulihkan hubungan yang memanas antara Korsel dan Korut. Dua bulan kemudian, kedua Korea diminta bertemu untuk mengurangi ketegangan militer dan melanjutkan reuni keluarga dalam Perang Korea 1950-53. Namun, pihak Pyongyang belum juga merespons hingga kini.
BACA JUGA: Korsel Usulkan Perundingan dan Reuni Keluarga pada Korut
Kang menyatakan bahwa masih ada ruang untuk diplomasi, namun waktunya hampir habis.
"Dalam menangani Korut, penting untuk koordinasi yang erat antara Republik Korea dan Amerika Serikat tidak dapat terlalu ditekankan," katanya, dengan menggunakan nama resmi Korsel, Republik Korea.
BACA JUGA: Krisis Semenanjung Korea, Putin: Tidak Mungkin Menyelesaikan Masalah Hanya dengan Sanksi!
Kang diketahui mendampingi Moon ke Majelis Umum PBB di New York minggu lalu. Selain itu, tujuan Kang ke Washington juga untuk bertemu dengan pejabat pemerintah AS, anggota parlemen, dan akademisi untuk mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap ancaman Korut, meminta kerjasama untuk memperkuat aliansi bilateral, dan mempersiapkan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Korsel pada November.
Sekadar diketahui, sejak Juli, Pemerintah Korsel telah mengusulkan sebuah perundingan militer dengan tetangganya, Korut. Usulan tersebut merupakan upaya untuk menghentikan aktivitas bermusuhan di perbatasan kedua negara setelah serangkaian uji coba rudal yang dilakukan Pyongyang.
Usulan tersebut merupakan tindakan formal pertama oleh pemerintah Presiden Moon Jae-in untuk melibatkan Korut dalam dialog. Langkah itu juga ditujukan untuk memberikan tekanan pada Pyongyang agar mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)