Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Emas Biru dan Emas Hijau Jadi Perendam Konflik di Kepulauan Maluku

Apriyadi Hidayat , Jurnalis-Rabu, 08 November 2017 |02:30 WIB
Ketika Emas Biru dan Emas Hijau Jadi Perendam Konflik di Kepulauan Maluku
Ilustrasi
A
A
A

DEPOK – Panglima Kodam (Pangdam) XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo menjadi pembicara dalam Festival Pengabdian Masyarakat di Balairung Universitas Indoensia, Kota Depok, kemarin sore. Dalam kesempatan tersebut, mantan Danjen Kopassus itu memaparkan sejumlah terobosan untuk menekan konflik berkepanjangan di Pulau Maluku dengan langkah persuasi yang bermanfaat bagi lingkungan maupun ekonomi warga.

Mengusung tema ‘Resolusi Konflik Melalui Pendekatan Terotorial Program Emas Biru dan Emas Hijau’, Mayjen TNI Doni Monardo menyatakan pentingnya pemberdayaan masyarakat di sektor kelautan dan perikanan, pertanian, perkebuan, peternakan serta kehutanan, sebagai pemberdayaan masyarakat di Provinsi Maluku.

“Serbuan teritorial TNI melalui program emas biru dan emas hijau ini sebagai alat untuk menyelesaikan masalah atau konflik di Maluku dan Maluku Utara yang merupakan implementasi dari beberapa Nawacita Presiden Jokowi, salah satunya membangun Indonesia dari pinggiran dengan meperkuat daerah-daerah dan desadalam kerangka negara kesatuan. Selain itu, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik,” ungkap Doni.

Pria yang pada 14 November mendatang akan menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi ini menambahkan, konflik komunal di Maluku dan Maluku Utara telah mengakibatkan 9.000 orang kehilangan nyawa, 700 ribu warga mengungsi dan menimbulkan kerusakan materi akibat puluhan ribu rumah warga dan rumah ibadah rusak.

“Atas dasar semangat dalam menyelesaikan konflik di Maluku, masyarakat berperan aktif dalam menolak paham radikalisme dan mendukung program Kodam XVI/Pattimura yaitu Emas Biru dan Emas Hijau. Program ini sangat cocok untuk diterapkan karena alam di Maluku sangat mendukung. Sebut saja potensi ikan di Maluku dan Maluku Utara bisa menghasilkan 4,6 juta ton ikan per tahun atau menyumbang 37% potensi ikan nasional. Belum lagi kekayaan alam lain, termasuk tumbuhan-tumbuhan langka yang hidupnya hanya di tanah Maluku,” beber dia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement