Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sungai Cisadane dan Berjuta Potensi Terpendam yang Belum Termanfaatkan

Chyntia Sami Bhayangkara , Jurnalis-Jum'at, 10 November 2017 |04:26 WIB
Sungai Cisadane dan Berjuta Potensi Terpendam yang Belum Termanfaatkan
Sungai Cisadane belum termanfaatkan secara maksimal (Foto: Chyntia/Okezone)
A
A
A

TANGERANG - Sungai Cisadane, sungai besar yang memiliki peran penting bagi warga Tangerang, ternyata memiliki berjuta potensi terpendam. Belum banyak yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik oleh warga, pun oleh pemerintah setempat.

Dari segi pariwisata, sungai purba yang membelah Kota Tangerang sejauh 15 kilometer ini bisa mendatangkan banyak wisatawan lokal bahkan mancanegara. Dari segi pemanfaatan airnya, Sungai Cisadane menjadi pasokan utama sumber air bersih PDAM Tirta Benteng, Kota Tangerang. Pun demikian jika dilihat dari segi ekonomi bagi warga sekitarnya.

Budayawan Kota Tangerang, Mukhafi Solihin mengatakan, Sungai Cisadane memiliki nilai historis yang sangat melegenda. Benteng pemerintahan VOC pernah berdiri kokoh di bagian timur sungai. Hal tersebut lah yang menjadikan benteng menjadi ikon Kota Tangerang saat ini. Bahkan pada era 90an, sungai tersebut masih dijadikan sebagai akses lalu lintas pengiriman bambu.

"Sebenarnya masih banyak potensi yang dimiliki Sungai Cisadane ini, dan belum dikelola secara maksimal sebagai pusat pariwisata di Kota Tangerang, maupun dari segi perekonomian warganya," ujarnya, Kamis (9/11/2017).

Pria yang kerap disapa Mi'ing pun menjelaskan, Sungai Cisadane yang dilihat dari sisi historisnya tak hanya menjadi transportasi ekonomi. Tetapi, juga sebagai transportasi kebudayaan dan kesenian yang seringkali tak diperhatikan oleh pemerintah setempat. Padahal, lanjut Mi'ing, disitulah letak keunikan yang menyimpan berjuta manfaat.

"Sebetulnya, itu saja nilai Sungai Cisadane sebagai transportasi kebudayaan dan kesenian itu digali kembali. Tidak harus membangun kebaruan-kebaruan yang malah bikin Cisadane aneh. Buat saya sekarang aneh," tutur Mi'ing.

Menurut Mi'ing, Sungai Cisadane membutuhkan kebijakan yang tegas dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dan tidak melepaskan unsur spiritual dan materialnya. Hal tersebut guna menghidupkan kembali ruh sungai sepanjang 126 kilometer tersebut yang penuh dengan potensi tersebut.

"Artinya, segala kebijakan karena kita tidak bisa bicara karena ini milik negara kiri kanan sungai milik negara. Masuarakat nggak bisa berbuat banyak, maka kebijakannya harus kuat. Tentu kebijakan yang mempertahankan kearifan lokal," ungkapnya.

Sementara itu di lain hal, Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Rizal Ridolloh mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus melalukan upaya pengembangan guna mempercantik Sungai Cisadane yang menjadi ikon kebanggaan warga Tangerang.

Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah penataan di sepanjang bantaran Sungai Cisadane, mulai dari membuat taman bermain, tempat makan atau cafe, dan kawasan hijau di sepanjang Cisadane. Bahkan, kedepan pihaknya pun sedang mematangkan konsep pembangunan rumah makan terapung.

"Kami sadar, Sungai Cisadane adalah sumber kehidupan bagi warga Tangerang Raya. Potensi wisata Sungai Cisadane memang tidak ada habisnya digali. Kami akui, pekerjaam rumah kami terkait Sungai Cisadane ini masih banyak," ungkap Rizal.

Terkait konsep rumah makan terapung, Rizal mengaku pihaknya masih melakukan kajian agar tidak menimbulkan permasalahan lain dikemudian hari. "Kita masih kaji, baik dari sektor keamanan, limbahnya, dan berbagai rencana teknis lainnya. Begitupun dengan transportasi airnya, masih dikaji terus," tandasnya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement