SEOUL - Korea Selatan (Korsel) meningkatkan kampanye propagandanya terhadap Korea Utara (Korut) dengan menyiarkan pengumuman lintas perbatasan menggunakan pengeras suara ultra kuat. Seoul menggunakan pengeras suara tersebut untuk menyiarkan berita mengenai kondisi tentara Korut yang ditembaki rekan-rekannya saat membelot ke Korsel bulan ini.
BACA JUGA: Tembaki Tentara Pembelot, Korut Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Diwartakan Mirror, Senin (27/11/2017), pesan yang dikirim melalui siaran radio FM, Freedom Voice itu juga menggaris bawahi tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata oleh tentara Korut yang mengejar dan menembaki rekan mereka yang berusaha menyeberangi perbatasan. Para tentara tersebut diduga melintasi Garis Demarkasi Militer saat berusaha menangkap pembelot yang melarikan diri.
Tentara yang membelot itu dilaporkan sedang dalam pemulihan di rumah sakit setelah mengalami luka parah saat melarikan diri dan telah menjalani serangkaian operasi. Dokter yang merawatnya telah melaporkan tanda-tanda malnutrisi.
Penggunaan pengeras suara bukanlah strategi baru dan kembali digunakan setelah Korut melakukan uji coba nuklir keempatnya pada Januari. Cara ini digambarkan sebagai 'perang psikologis' oleh media Korsel. Pengeras suara itu sangat keras sehingga dapat didengar sejauh 20 kilometer dan dilaporkan telah mempengaruhi tentara Korut untuk membelot di masa lalu.
BACA JUGA: Pembelot Korut yang Ditembaki Jadi 'Tambang Informasi' soal Rezim Kim Jong-un
Setelah terjadi pembelotan pada 13 November tersebut, Korut mengambil sejumlah langkah untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dengan menggali parit dan memasang gerbang di “Jembatan 72 Jam”.
(Rahman Asmardika)