JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto hari ini menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Panglima TNI di Komisi I DPR, menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang Maret 2018 memasuki masa pensiun. Sejumlah pihak menganggap penunjukkan Hadi sebagai calon Panglima TNI terlalu cepat karena Gatot baru akan pensiun tahun depan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, mekanisme penunjukan calon pengganti Panglima TNI memang biasa dilakukan sebelum masa pensiun berakhir.
"Ada proses dan ada kebiasaan juga, itu sudah terjadi di beberapa panglima. Memang beberapa bulan sebelumnya, ada sebelum pensiun, ada persiapan masa pensiun," kata JK di kantornya, Rabu (6/12/2017).
(Baca juga: Hadi Tjahjanto: Hoax di Medsos Timbulkan Keresahan dan Konflik di Masyarakat)
Permintaan Gatot untuk segera digantikan oleh Hadi begitu terbit persetujuan dari DPR juga disambut baik oleh JK. Pernyataan Gatot tersebut mengindikasikan keterbukaan terhadap proses regenerasi. "Itu saya kira bagus, artinya Panglima terbuka dan sangat menyerahkan proses sesuai dengan aturan," ujar dia.

Ditanya mengenai langkah Gatot memutasi 85 Perwira Tinggi (Pati) TNI menyusul ditunjuknya Hadi sebagai calon pengganti dirinya, JK enggan mengomentari.
"Itu masalah internal TNI lah," tukas JK.
(Baca juga: Gatot Nurmantyo: Kebijakan Mutasi 85 Pati TNI Tidak Ujug-Ujug!)
Jelang masa pensiun, Gatot melakukan mutasi besar-besaran kepada 85 Perwira Tinggi (Pati) TNI di lingkungan tiga matra, yakni TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Mutasi jabatan di lingkungan TNI berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017, tanggal 4 Desember 2017 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.
Hadi diketahui menjadi satu-satunya calon panglima TNI yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gatot sebelumnya mengatakan Hadi disiapkan sejak awal untuk mengawal dan mengamankan tahun politik yang akan segera menjelang.
Hadi Tjahjanjto hari ini menjalani fit and proper test di Komisi I DPR. Panglima Gatot turut mengantarkan Hadi ke Gedung Parlemen untuk mengikuti serangkaian tes oleh anggota dewan di Senayan.
(Qur'anul Hidayat)