PYONGYANG – Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia tiba di Ibu Kota Korea Utara (Korut), Pyongyang hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson menyatakan siap untuk melakukan perundingan dengan rezim Kim Jong-un. Kunjungan ini adalah lawatan kedua yang dilakukan pejabat Kremlin ke Korut dalam dua pekan terakhir.
BACA JUGA: Menlu Rusia: Korut Ingin Berunding Langsung dengan AS
Delegasi Rusia diketuai oleh Wakil Direktur Pusat Komando Pertahanan Nasional Rusia, Viktor Kalganov dan telah berada di Pyongyang sejak Selasa, 12 Desember. Delegasi tersebut akan berada di sana sampai akhir pekan ini.
Hampir bersamaan dengan munculnya laporan mengenai kunjungan tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Moskow menggunakan “semua kesempatan untuk melakukan dialog langsung” dengan Pyongyang.
“Korut adalah tetangga kami dan kami harus membangun hubungan dengan negara ini. Dialog politik sangatlah penting,” kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Ryabkov sebagaimana dilansir RT, Kamis (14/12/2017).
Militer Rusia telah melakukan kunjungan ke Pyongyang untuk mengaktifkan penyelesaian krisis di kawasan tersebut. Pejabat senior Rusia, Aleksandr Kashin mengatakan, tujuan dari upaya Rusia, baik diplomatik, militer mau pun politik adalah untuk menarik semua pihak yang bertikai kembali ke meja perundingan dan meninggalkan cara-cara provokasi.
Moskow telah berulangkali menegaskan bahwa krisis di Semenanjung Korea hanya dapat diselesaikan dengan upaya diplomatik. Pada kunjungan terakhir delegasi Rusia ke Pyongyang, pejabat Korut menyatakan siap untuk melakukan negosiasi dengan AS bersama Rusia sebagai pihak ketiga.
Sementara Korut setuju untuk bernegosiasi, Washington juga melunak dan meninggalkan sikap kerasnya dengan pengumuman Menlu Rex Tillerson yang menyatakan AS siap untuk melakukan perundingan tanpa persyaratan pendahuluan. Perubahan sikap AS itu disambut baik oleh Rusia.
BACA JUGA: Kunjungan Wakil Sekjen PBB ke Korut Hidupkan Asa Mediasi
"Kami telah mengatakan dari sisi diplomatik, kami siap untuk berbicara kapan saja Korut ingin berbicara dan kami siap untuk mengadakan pertemuan pertama tanpa prasyarat," ujar Tillerson. (dka)
(Erha Aprili Ramadhoni)