Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

FOKUS: 5 Kali Ganti Ketum Sepanjang 3 Tahun Lebih, Bagaimana Nasib Golkar di Bawah Kepemimpinan Airlangga?

Ahmad Sahroji , Jurnalis-Kamis, 21 Desember 2017 |19:00 WIB
FOKUS: 5 Kali Ganti Ketum Sepanjang 3 Tahun Lebih, Bagaimana Nasib Golkar di Bawah Kepemimpinan Airlangga?
Airlangga Hartarto membuka Rapimnas Golkar di JCC Jakarta (Foto:Bayu/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Airlangga Hartarto telah resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggeser posisi Setya Novanto. Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, pria yang kini masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian itu diberikan mandat penuh untuk melakukan revitalisasi kepengurusan.

Menjadi formatur tunggal, politikus partai berlambang pohon beringin itu memastikan dirinya akan mengakomodir seluruh kader berpotensi masuk ke dalam kepengurusan.

Menghadapi kontestasi politik Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 mendatang, Airlangga menegaskan tak ada lagi kelompok-kelompok di internal Partai Golkar sehingga siap berjibaku di pertarungan elektoral tersebut.

Sebelumnya saat membuka Munaslub Partai Golkar, Senin 18 Desember 2017, Presiden Joko Widodo sempat menyindir terkait adanya kelompok-kelompok dalam tubuh Partai Golkar. Mantan Wali Kota Solo itu juga menyebut kubu-kubu lain yang kerap memengaruhi keputusan politik di Golkar.

"Yang saya tahu, ada grup-grup besar di Golkar. Ada grupnya Pak JK (Jusuf Kalla), ada. Ada grup besar dari Pak ARB (Aburizal Bakrie) ada. Pak Luhut (Binsar Pandjaitan) ada. Diem-diem, tapi ada," ujar Jokowi.

Jokowi juga tak luput menyebut nama mantan Ketua DPR Akbar Tandjung dan Agung Laksono, yang menurutnya memiliki kelompok-kelompok tersendiri di Partai Golkar.

Gejolak dan konflik di internal Golkar menjadi perhatian serius, yang menyebabkan lima orang duduk sebagai ketua umum dalam tiga setengah tahun terakhir. Hal itu diperparah lagi dengan ditetapkannya Setya Novanto--Mantan Ketua DPR RI sekaligus Ketua Umum Partai Golkar--sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP oleh KPK.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat menutup rangkaian Munaslub Partai Golkar, sempat mengkritik konflik yang terjadi pada partainya yang akan berdampak pada politik nasional. Ia berharap, pasca ditetapkannya Airlangga sebagai ketua umum membawa dampak yang baik dalam kancah politik di Indonesia.

"Harapan kita adalah apa yang dicapai pada malam ini (Munaslub) merupakan sesuatu yang menyejukkan sehingga mempunyai efek yang baik dalam politik secara keseluruhan bangsa ini," tutur JK.

Dikatakan JK, pergantian ketua umum dalam waktu yang relatif singkat menunjukkan prinsip demokrasi belum berjalan dengan baik di internal partai. Hal itu juga menunjukkan bahwa kepentingan seluruh anggota, dari bawah hingga atas belum terakomodir dengan baik.

Konflik dan perbedaan paham di internal partai yang berujung pada Munaslub bukan hanya mahal secara ongkos, tetapi juga menjadi pertaruhan kredibilitas partai. "Di samping ongkos material, ongkos politiknya, menurunnya kredibilitas dan keterpilihan masyarakat kepada Golkar," kata JK.

Nasib Golkar di Pundak Airlangga

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam keterangan tertulisnya menilai, saat ini publik perlu mendengar lebih banyak aneka inovasi politik dan keberanian serta terobosan lain dari Airlangga.‎ Pasalnya, selama ini Airlangga hanya dikenal di kalangan elite terbatas lantaran merupakan tokoh profesional dan manajerial.

Menurut Denny, menjadi ketua umum partai besar akan mengubah Airlangga. Untuk itu Airlangga perlu dikenal lebih luas ke kalangan pemilih menengah bawah, rakyat jelata--yang merupakan mayoritas rakyat Indonesia. Lanjut Denny, ia juga harus memiliki strum politik dan pesona massa.

"Airlangga perlu lebih banyak public expose mengenai apa yang akan dibuatnya," tambah Denny.

Menurut Denny, sejumlah gagasan yang ditampikan Airlangga sepanjang Rapimnas cukup meyakinkan. Airlangga hanya tinggal menuangkan gagasannya ke sejumlah program kerja yang konkret dalam kebijakan partai beringin.

Airlangga telah merumuskan image Golkar yang baru dengan moto ‎'Golkar Bersih, Golkar Bangkit, Golkar Baru'. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI pun menyatakan sebesar‎ 65.7% publik Indonesia meyakini Golkar bisa bangkit kembali jika Golkar membawa branding baru.

"Untuk itulah sebelum 100 hari jabatannya selaku ketua umum, Airlangga perlu menyosialisasikan gagasan dan leadership-nya. L‎angkahnya 100 hari pertama itu akan menentukan posisinya dalam percaturan politik nasional," tandasnya.‎

Hingga saat ini, desas-desus jika Airlangga bakal melakukan penyegaran di Partai Golkar masih santer terdengar. Bahkan saat berpidato dalam Munaslub Partai Golkar, Airlangga mengungkapkan mendapat banyak titipan nama agar bisa masuk jajaran kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu.

"Memang beberapa hari ini banyak titipan nama ke saya, sampai-sampai kantong saya ini tidak cukup," pungkas dia.

Airlangga mengatakan memang sudah mengantongi nama-nama yang akan mengisi struktur organisasi Partai Golkar di dalam kepemimpinannya. Orang-orang tersebut bakal menempatkan posisi sesuai kompetensinya.

Oleh karena itu, nanti tidak akan ada "jabatan titipan". Dengan begitu, Airlangga optimis kalau partai terbesar nomor 2 di parlemen tersebut akan kembali merengkuh kejayaan dan mendapat kepercayaan di hati masyarakat.

Tak hanya nama pengurus, lanjut dia, pihaknya pun sudah mempunyai nama untuk menggantikan Setya Novanto sebagai ketua DPR RI yang kini berada di dalam penjara akibat tersangkut kasus korupsi e-KTP. Sayangnya, ia kembali tak menyebutkan siapa orang tersebut.

(fin)

(Amril Amarullah (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement