JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal sebagai sosok ramah dan sederhana. Sering kali ia mengeluarkan kalimat guyonan yang membuat masyarakat tertawa.
Di balik kalimat guyonan tersebut, tak jarang ada kata-katanya yang dapat diartikan sebagai “sindiran” baik itu kiasan maupun dengan arti sebenarnya. Hal itu juga membuat penasaran masyarakat dan menebak-nebak apa yang dimaksud oleh Kepala Negara Indonesia itu.
Apa saja sindiran yang telah dilontarkan orang nomor satu di Indonesia? Berikut 6 hal yang dikatakan Presiden Jokowi ditujukan kepada anggota pemerintahan ataupun lembaga yang menjadi korban sindirannya.
1. Ada “Kubu” di Golkar
Presiden Joko Widodo sempat mengungkapkan rahasia umum mengenai Partai Golongan Karya (Golkar) saat membuka Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai berlambang pohon beringin itu yang di gelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin 18 Desember 2017.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, ada “kubu-kubuan” yang kerap mempengaruhi keputusan politik di partai Golkar.
"Yang saya tahu, ada grup-grup besar di Golkar. Grupnya Pak JK (Jusuf Kalla), ada. Grup besar dari Pak Aburizal Bakrie, ada. Pak Luhut (Binsar Pandjaitan), ada. Diam-diam, tapi ada. Grup besar Pak Akbar Tandjung, ada, semua tahu. Ada juga grup besar Pak Agung Laksono. Dan grup besar lainnya," ucapnya.

Presiden Joko Widodo saat membuka Munaslub Partai Golkar, 18 Desember 2017. (Foto: dok. Okezone)
Jokowi mengingatkan, banyaknya “kubu” tersebut jangan sampai membuat perbedaan pendapat yang mempengaruhi kesolidan partai mengingat sudah mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Harus ingat sebentar lagi tahun politik, soliditas Golkar dibutuhkan. Bila Golkar bermasalah, biasanya berdampak pada politik nasional,” sindir Jokowi.
Menanggapi “sindiran” itu, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) menganggap hal biasa bila terdapat kubu-kubu di Partai Golkar. Ia menampik bila kubu-kubu ini saling bertikai. Ical juga menganggap perbedaan pendapat dan pandangan merupakan bukti demokrasi di partai berlambang pohon beringin itu berjalan.
2. Sentil Setya Novanto
Setya Novanto yang kini berstatus tersangka kasus e-KTP sempat menjadi korban “sindiran” Presiden Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa ia memiliki prinsip, yakni menyerahkan semua persoalan hukum kepada peraturan yang berlaku.
“Buka undang-undangnya, aturan mainnya seperti apa, di situlah diikuti," komentar Jokowi lewat keterangan pers yang disampaikan Biro Pers Media Istana Kepresidenan usai membuka Kongres ke-20 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Manado, Rabu 15 November 2017.