WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka “memilih untuk diserang” dan akan tetap mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AS pun kembali mengancam menghentikan bantuan ke negara-negara yang mencoba menentang keputusan tersebut di Majelis Umum PBB. Hal tersebut disampaikan saat sidang darurat Majelis Umum PBB.
"AS akan mengingat hari ini di mana memilih untuk diserang di Majelis Umum karena tindakan kami menjalankan hak kami sebagai sebuah negara yang berdaulat," kata Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, dilansir dari Reuters, Jumat (22/12/2017).
"Kami akan mengingatnya ketika kita dipanggil untuk sekali lagi membuat kontribusi terbesar di dunia untuk PBB dan begitu banyak negara memanggil kami, seperti yang sering mereka lakukan, untuk membayar lebih dan menggunakan pengaruh kita untuk keuntungan mereka," ungkap Haley kepada Majelis Umum yang beranggotakan 193 negara tersebut.
BACA JUGA: AS Ancam Akan Hentikan Bantuan Dana terhadap Negara yang Tolak Keputusannya Terkait Yerusalem
Pemungutan suara tersebut diminta atas permintaan negara-negara Arab dan Muslim. AS, yang mendukung sekutunya, Israel, memveto resolusi rancangan PBB di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara.
Sebanyak 14 anggota Dewan Keamanan memilih resolusi yang dibuat oleh Mesir, yang tidak secara khusus menyebutkan AS atau Trump namun mengungkapkan penyesalan mendalam atas keputusan mengenai status Yerusalem.
Sekadar diketahui, sebelumnya Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut bahwa PBB merupakan rumah kebohongan. Ia juga menyatakan bahwa Israel sangat menentang sidang darurat Majelis PBB.
BACA JUGA: Terkait Yerusalem, Presiden Turki: AS Tak Dapat Beli Suara Kami
Pemerintah AS juga mengancam akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang memilih rancangan resolusi PBB. Tak hanya bantuan, AS juga akan mencatat negara-negara yang memilih untuk menolak pengakuan Negeri Paman Sam.
"Mereka mengambil ratusan juta dolar bahkan miliaran dolar dan kemudian mereka memilih untuk melawan. Kami melihat suara itu. Biarkan mereka memilih melawan kita. Kita akan menghemat banyak dana. Kami tidak peduli, " ujar Presiden AS Donald Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)