Namun, Hendri menawarkan opsi alternatif. Jika Golkar hendak mencatatkan sejarah baru, ujarnya, bisa dipilih Ketua DPR perempuan. Satu-satunya perempuan yang sempat masuk bursa Ketua Umum Golkar adalah Titiek Soeharto.
"Kalau kemudian Golkar mau catat sejarah sih, usung yang lain saja. Kayak Titiek Soeharto, karena kan kalau Titiek didorong dia jadi Ketua DPR pertama perempuan," ujar dia.
(Baca juga: Golkar Harus Tunjuk Sosok Bersih dari Korupsi sebagai Ketua DPR)
Opsi selanjutnya, mendorong majunya nama yang pernah duduk di kursi Ketua DPR, yakni Ade Komarudin (Akom). Menurut Hendri, jika Akom duduk di kursi Ketua DPR untuk kedua kalinya, friksi di tubuh parlemen tidak akan terlampau besar.
"Karena antara AGK dan Bamsoet ini kan dua-duanya mengklaim paling berpeluang, sementara AGK ini pada saat Golkar terpecah, adanya di kubu Agung Laksono, enggak tahu apakah JK bakal merestui kubu itu," jelas Hendri.
(Ulung Tranggana)