JAKARTA - Sidang Komisi Bersama India-Indonesia yang digelar di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri menghasilkan beberapa keputusan terkait peningkatan kerjasama dan kemitraan strategis antara kedua negara. Sebagai dua negara besar dunia, kerjasama antara Indonesia dengan India dinilai memiliki arti penting, tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga kawasan.
Beberapa bidang kerjasama yang menjadi perhatian dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi dan Menlu India, Sushma Swaraj, itu di antaranya adalah bidang pertahanan serta bidang ekonomi dan investasi. Kedua negara juga menyepakati roadmap kemitraan strategis India dan Indonesia 2025 dan di masa mendatang.
"Kami akan mengintesifikasikan implementasi Visi India-Indonesia Eminent Person Group (II-EPG) dan terkait roadmap kemitraan strategis Indonesia-India menuju 2025 dan seterusnya," kata Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama, Jumat (5/1/2018). II-EPG adalah kelompok think tank yang ditunjuk untuk oleh Pemerintah Indonesia dan India mendiskusikan isu mengenai kemitraan strategis kedua negara.
Di bidang keamanan, India dan Indonesia sepakat untuk melakukan pengembangan dan produksi industri pertahanan dan memperkuat kerjasama keamanan maritim, termasuk dalam upaya memberantas perompakan dan penangkapan ikan ilegal.
Selain itu kedua Menlu juga membahas mengenai kerjasama penanggulangan terorisme dengan program deradikalisasi serta kerangka legal untuk menghadapi kejahatan transnasional, termasuk kejahatan siber.
Kerjasama ekonomi yang menjadi aspek penting dalam kemitraan strategis Indonesia dan India tidak ketinggalan untuk turut dibahas dalam pertemuan tersebut. Berdasarkan keterangan Menlu Retno, total perdagangan Indonesia ke India pada 2016 mencapai USD15 miliar dan pemerintah memiliki target perdagangan sebesar USD50 miliar pada 2025.
Kedua negara menyadari potensi perdagangan yang besar dan sepakat untuk mengeksplorasinya melalui pemberian akses pasar yang lebih besar dan fasilitas investasi di berbagai sektor termasuk farmasi dan pertambangan serta kemudahan pemberian worker permit bagi tenaga kerja terlatih Indonesia.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekira satu jam itu juga dibahas beberapa hal lain seperti festival dan acara budaya, peringatan 70 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia yang akan jatuh pada 2019 sampai produksi film bersama.
(Wikanto Arungbudoyo)